Mengatasi Masalah Secara Bijak

Seperti manusia biasa, sayapun sering menghadapi beraneka ragam masalah, mulai di rumah, kuliah, ataupun keluarga. Hal ini sering membuat saya frustrasi bahkan depresi, namun seiring berjalannya waktu, sayapun berusaha untuk menghadapi segala masalah yang ada secara bijak. Saya tidak boleh menghindari masalah bahkan melupakannya merupakan hal yang justru akan merusak aspek psikologis saya. Pengalaman ini sering saya rasakan selama duduk di bangku sekolah, khususnya SMA. Kondisi fisik dan mental yang masih labil membuat saya mudah emosi yang menimbulkan goncangan mental pada saya. Kondisi lingkungan yang menuntut sesuatu dalam tingkat tinggi, ditambah dukungan keluarga yang kurang memadai, membuat goncangan ini semakin menjadi - jadi. Namun seiring pertambahan umur membuat sayapun dituntut untuk menyikapi segala masalah yang ada secara lebih arif. Manusia tidak terlepas dari berbagai macam masalah selama hidupnya, karena setiap masalah yang datang membuat manusia menjadi makhluk yang baik dan semakin baik lagi. Masalah tidak akan membuat diri terpuruk justru sebaliknya, di dalam setiap masalah yang dapat terselesaikan akan membuat kualitas diri semakin maju selangkah dan selangkah lebih baik lagi.

Di bawah ini, akan saya sebutkan beberapa solusi dalam mengatasi masalah menurut pengalaman yang pernah saya alami :

1. Tetaplah bersikap tenang agar dapat berpikir dengan jernih.

2. Biasakan mencari pemecahan masalah sampai selesai, jangan menunda - nunda waktu, karena akan menjadi beban pikiran nantinya, sehinnga aktivitaspun akan terganggu.

3. Jangan melarikan diri / lepas tangan dari masalah karena dapat memberikan dampak buruk bagi diri sendiri yaitu menjadi seseorang yang sulit dipercaya / tidak bertanggung jawab / lepas tanggung jawab.

4. Jika masalah sudah terasa begitu berat, mintalah pendapat yang terbaik ataupun sekadar saran dari orang - orang terdekat yang dapat dipercaya.

5. Jangan suka memendam permasalahan, tuntaskanlah masalah hingga terselesaikan semua, ini mencegah kita dari efek psikologis buruk yang berkepanjangan, seperti traumatik, stres, depresi, dan lain sebagainya.

6. Pandanglah masalah dari segi positifnya, karena segala masalah pasti ada jalan keluarnya, dan percayalah pasti Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan hambanya, dan pasti selalu ada hikmah yang dapat dipetik dari segala permasalahan yang sedang dihadapi.

Demikian solusi yang saya berikan, semoga bermanfaat. Keep trying.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Gangguan Kejiwaan Oedipus Complex

Mungkin kita sering mendengar istilah Oedipus Complex, tetapi belum mengetahui secara lebih pasti mengenai pegertiannya lebih dalam lagi. Di dalam pemberitaan yang banyak terdapat di televisi, kita sering mendengar kisah seorang pria yang menyukai wanita yang lebih tua dengan perbedaaan umur sangat jauh diatasnya, namun kita belum dapat memastikannya apakah perilaku tersebut masuk ke dalam kategori penderita Oedipus Complex atau tidak, maka di sini saya akan mencoba untuk mengangkat topik Oedipus Complex sebagai tema utama, agar semua pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam benak kita selama ini dapat menemukan jawabannya dan tidak ada lagi salah pengertian dari makna yang sebenarnya dalam istilah Oedipus Complex ini.

Definisi Oedipus Complex


Oedipus Complex adalah sebutan untuk seorang anak lelaki yang mempunyai hasrat seksual yang besar terhadap ibunya dan merasa cemburu terhadap ayahnya sendiri. Istilah Oedipus Complex diambil dari sebuah legenda di Yunani, legenda Oedipus, seorang anak yang jatuh cinta kepada ibunya, setelah ia membunuh ayahnya. Pertama kali istilah ini digunakan oleh Sigmund Freud, seorang psikiatris kawakan dari Austria pada akhir tahun 1800-an.




Oedipus Complex dalam aliran psikoanalisis Sigmund Freud merujuk pada suatu tahapan perkembangan psikoseksual di masa anak-anak saat anak dari jenis kelamin laki - laki menganggap ayah mereka sebagai musuh dan saingan dalam meraih cinta yang eksklusif dari ibunya.

Penderita Oedipus Complex pada saat masa kecilnya berusaha untuk menahan hasrat seksualnya terhadap sang ibu dan perasaan cemburu terhadap sang ayah. Akibatnya anak tersebut mempunyai perasaan bersalah yang berlebihan dan mengalami konflik emosional sampai ia dewasa.

Faktor Pemicu Timbulnya Gangguan Oedipus Complex

Oedipus kompleks terjadi karena faktor kejiwaan yang didapatkan sejak dari masa kecil, seperti contohnya terlalu dekat atau terlalu dilindungi oleh ibunya.

Ciri – ciri seorang lelaki penderita Sindrom Oedipus Complex :

Maksud dari Sindrom Oedipus Complex di sini adalah pengaruh lanjutan yang di timbulkan dari konflik emosional yang dialaminya pada masa kecil terhadap ibunya dan membawa pengaruh yang berkepanjangan dalam kehidupannya hingga dewasa.

Ciri – cirinya antara lain :

1. Selalu tertarik dengan wanita yang lebih tua dan seumuran ibunya.

2. Selalu bergantung pada orang lain ( termasuk dalam materi ).

3. Tidak bisa mengambil keputusan sendiri, senang dimanja, dan disayangi.

Sumber :

http://cyberman.cbn.net.id/cbprtl/common/stofriend.aspx?x=lifestyle&y=cyberman|0|0|4|998

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mengatasi Kecemasan Berbicara Di Depan Umum

Disadari atau tidak, kehidupan sehari – hari kita tidak lepas dengan berkomunikasi dengan orang banyak. Hal ini tidak terlepas dari hakikat amnuasia sebagai makhluk sosial. Dalam suatu kesempatan kita dapat berbicara dengan orang dalam keadaan informal, seperti obrolan ringan, bertukar informasi, mengeluarkan pendapat, bertanya sesuatu hal, dsb, namun di lain waktu kita diharuskan untuk berbicara di hadapan begitu banyak orang dalam suatu keadaan yang formal. Terkadang hal tersebut dapat membuat kita menjadi cemas atau gugup, hingga membuat jantung kita terasa berdegup begitu kencang, tangan berkeringat, dan membuat konsentrasi menjadi buyar hingga hal yang ingin dibicarakan terasa hilang dari pikiran.

Faktor yang menjadi penyebab kecemasan ketika berbicara di depan umum, antara lain :

• Harapan yang terlalu tinggi untuk menyukseskan suatu presentasi dengan berjalan sesuai dengan rencana dan membuat semua orang puas dan kagum dengan apa yang dibicarakan.

• Pengalaman buruk di masa lampau yang menjadi ketakutan tersendiri kejadian tersebut akan terulang kembali.

namun segala permasalahan kecemasan tersebut tentu dapat di atasi. Penelitian yang dilakukan oleh Hofmann ( 2009 ) kepada 201 mahasiswa yang melakukan presentasi di depan video kamera dan dibagi menjadi tiga kelompok besar dimana setiap kelompok diberikan perlakuan yang berbeda untuk mengatasi rasa cemas ketika akan melakukan presentasi dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :

1. Model peninjauan kembali ( reappraisal ) yaitu model yang fokus kepada masalah yang sedang dihadapi yaitu presentasi, contohnya ketika seseorang akan menghadapi presentasi, orang tersebut akan fokus kepada materi yang akan diberikan, bagaimana urutan presentasi, apa yang akan ia lakukan jika presentasi itu gagal dan sebagainya.

2. Model penerimaan ( acceptance ) yaitu model dimana seseorang menerima sumber kecemasan yang dialaminya, contohnya ketika seseorang meras cemas, ia mengetahuinya ‘Ok saya cemas dan saya memang tidak bisa presentasi kok, terus kenapa ? dan tidak melakukan penijauan terhadap sumber kecemasannya.


3. Model penekanan ( suppression ) yaitu model emosi dimana seseorang menekan kecemasan yang dialaminya, contohnya orang tersebut merasa ‘saya merasa tidak apa – apa kok’ walaupun ia merasa cemas ketika akan presentasi.

Melalui hasil penelitian, menunjukkan bahwa mahasiswa yang memakai model menekan kecemasan akan memiliki detak jantung dan tingkat stres yang lebih tinggi ketimbang mahasiswa yang memakai model meninjau-kembali dan menerima kecemasan mereka. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang meninjau kembali kecemasan dengan mahasiswa yang menerima kecemasan, namun pada kenyataannya model peninjauan kembali lebih efektif daripada model menerima kecemasan.

Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa model menekan kecemasan memiliki efek yang cenderung bisa menghalangi suatu tujuan karena biasanya ini akan mengarahkan seseorang pada pengalaman yang tidak diinginkan.

Beberapa contoh akibat dari menekan kecemasan yaitu :

1. Dalam ranah psikologi klinis, kecemasan yang ditekan bisa muncul dalam bentuk perilaku lain, seperti perilaku obsesif kompulsif mencuci tangan.

2. Orang yang cemas saat ujian menjadi gagal karena selama pengerjaan, ia tidak fokus pada ujian itu sendiri.

Sementara itu pada model peninjauan - ulang yang fokus kepada penyebab mengapa kecemasan bisa terjadi, cenderung berhasil untuk mengurangi emosi negatif. Ini dapat mengurangi respon stress dan meningkatkan adaptasi terhadap stimulus kecemasan tanpa efek yang merugikan.

Dalam model peninjauan - ulang kecemasan ini memiliki strategi agar seseorang fokus terhadap penyebab dari kecemasan itu sendiri ( antesenden ) yaitu melalui pendekatan yang realistis dalam menyikapi suatu sumber kecemasan dengan cara berusaha untuk mengatasinya dengan mencari jalan keluar yang paling baik.

Beberapa langkah dari model peninjauan – kembali yang dapat dilakukan ketika sedang melakukan presentasi, antara lain :

1. Kita dapat meninjau kembali apa yang menjadi sumber kecemasan kita saat akan presentasi dengan fokus terhadap masalah.

2. Pikirkanlah tentang apa yang saya pikirkan saat ini, apa yang penting untuk saya sekarang.

3. Apa pentingnya presentasi ini untuk saya.

4. Apa yang terjadi jika saya lebih tenang.

5. Apakah ada bukti bahwa saya tidak mampu menjalankan presentasi ini.

6. Situasi buruk apa yang mungkin akan terjadi, lalu apa yang akan saya lakukan, dsb.

Sumber:

Hofmann, Stefan G. Heering, Sanna. Sawyer, Alice T. Asnaani, Anu. 2009. How to handle anxiety: The effects of reappraisal, acceptance, and suppression strategies on anxious arousal. Boston University: U
http://ruangpsikologi.com/regulasi-emosi-untuk-mengurangi-kecemasan-berbicara-di-depan-umum

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Apa yang menyebabkan stress dan bagaimana cara mengatasinya ?

Sebagai manusia yang hidup di zaman modern ini, pastilah kita sering mengalami gangguan kesehatan mental seperti stress. Namun di dalam setiap permasalahan yang dialami oleh manusia, pasti terdapat jalan keluar didalamnya. Kita mungkin tidak dapat memungkiri bahwa dalam beberapa hal atau keadaan dapat menimbulkan stress bagi kita, namun apabila kita talah mengetahui beberapa kiat untuk mengurangi tekanan stress yang dirasa, pasti segala sesuatunya akan jauh lebih baik bagi kita dan perasaan tersebut akan teredam dengan sendirinya. Perilaku stress tidak jauh dari perasaan kita terhadap kecemasan dan kekhawatiran pada keadaan yang akan terjadi di masa mendatang seperti harapan, keinginan, dan resiko yang akan dihadapi, kemudian rasa marah dan kecewa apabila sesuatu yang diharapkan tidak menjadi suatu kenyataan.

Segala hal yang telah disebutkan di atas dapat kita cegah apabila kita telah mengetahui langkah – langkah yang tepat untuk mengatasinya serta menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari kita, hal tersebut tidak lain karena stress dapat dikurangi bahkan dihilangkan bergantung kepada cara kita dalam menanggapi suatu permasalahan yang ada. Kita mungkin tidak akan merasakan sesuatu hal yang akan memicu stress apabila kita telah mengetahui cara pencegahan yang tepat sehingga kita dapat melakukan persiapan - persiapan sebagai bekal kita ketika kelak menghadapi suatu permasalahan yang akan menjadikan hal tersebut sebagai suatu hal yang akan membebani kita.

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stress :

1. Berdoa dan beribadah, untuk menguatkan keyakinan kita akan keberadaan yang maha Kuasa, sehingga membuat seseorang tidak cepat berputus asa karena akan selalu ada yang menjaga, menolong, dan memberi kekuatan kepada kita ketika sedang berada dalam kesulitan.

2. Tidur jangan terlalu larut malam, hal ini dapat mengganggu dan mengurangi konsentrasi ketika kita akan beraktifitas keesokan harinya.

3. Bangunlah tepat waktu agar dapat memulai hari untuk kuliah, sekolah atau pun bekerja tanpa harus terburu - buru.

4. Jangan suka memaksakan diri sendiri untuk sesuatu yang tidak dikuasai dan berani berkata “tidak” untuk menerima pekerjaan yang bertabrakan dengan jadwal sendiri.

5. Percayakan pekerjaan – pekerjaan yang sekiranya tidak mampu untuk dikerjakan kepada orang lain yang lebih mampu. Jangan menerima pekerjaan apabila dirasa tidak mampu.

6. Sederhanakan hidup dengan tidak membuatnya semraut ( berantakan ) dan kacau.

7. Selalu bersyukur dengan apa yang telah didapat.

8. Sediakan waktu khusus untuk melakukan hal-hal lain yang menyenangkan, seperti mengerjakan hobi atau pergi ke tempat - tempat yang menyenangkan yang menjadi selingan dari segala rutinitas.

9. Distribusikan pekerjaan - pekerjaan berat dan sulit ke dalam waktu-waktu berbeda yang sesuai, jangan memaksakan diri untuk menyelesaikan sekaligus.

10. Jadwalkan kegiatan rutin di hari dan waktu yang tetap.

11. Jauhkan kekhawatiran-kekhawatiran ketika sedang memikirkan sesuatu hal dengan selalu berpikiran positif dan optimis.

12. Hiduplah sesuai dengan kemampuan keuangan yang tersedia. Jangan berhutang atau menggunakan kartu kredit secara berlebihan untuk pembelian kebutuhan tetap sehari - hari atau membeli sesuatu yang tidak berguna.

13. Persiapkan banyak cadangan-cadangan, seperti duplikat kunci kendaraan atau rumah serta simpan di tempat yang aman.

14. Usahakan menabung dan mempunyai asuransi untuk hal-hal yang bersifat darurat. Hal ini dilakukan untuk persiapan dalam menghadapi segala kejadian yang tidak diinginkan.

15. Jaga mulut dari perkataan – perkataan yang menyakitkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kita dari sejumlah permasalahan besar yang dapat terjadi.

16. Bermain game atau having fun dengan program-program lucu di internet juga dapat memberikan penyegaran baru.

17. Jangan lupakan untuk membuka dan membaca kitab suci.

18. Melakukan istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan tubuh dan jiwa kita.

19. Selalu makan makanan yang sehat dan bernutrisi.

20. Letakkan segala sesuatu pada tempatnya yang tetap. Hal ini menghindari kita dari sikap pelupa.

21. Mendengarkan lagu pada saat – saat tertentu dapat membantu memperbaiki kualitas hidup kita.

22. Tuliskan pemikiran - pemikiran dan inspirasi - inspirasi yang diperoleh sebagai bahan perencanaan untuk melakukan hal yang lebih baik di masa yang akan datang.

23. Sempatkanlah sedikit waktu pada setiap harinya untuk menyendiri dan merenung untuk mendapatkan pencerahan agar dapat melangkah ke masa depan dengan lebih baik lagi.

24. Ketika sedang dihadapkan dengan masalah yang berat, maka kembalikan segala sesuatunya kepada Tuhan dengan berdo’a dan beribadah dan cobalah untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang kecil sebelum waktu tidur tiba. Hal ini menghindari kita dari tumpukan persoalan yang nantinya akan menimbulkan kesulitan bagi kita.

25. Bersahabatlah dengan orang - orang yang dekat dengan Tuhan, karena kita akan termotivasi juga untuk dekat dengan- Nya.

26. Sering - sering membaca buku-buku keagamaan dan tingkatkan terus kualitas kerohanian dalam diri pribadi.

27. Ingatlah bahwa jalan pintas antara keputusasaan dan harapan seringkali dengan ucapan pendek “Terimakasih Tuhan.”

28. Banyak – banyaklah mengurangi ketegangan dengan melakukan hal- hal yang dapat merangsang timbulnya tawa.

29. Bekerja dengan serius, tanpa melupakan kepentingan pribadi.

30. Kembangkan sikap pemaaf karena banyak orang yang selalu berusaha untuk memaafkan walaupun seorang pendendam sekalipun, karena menanggung rasa marah dan dendam adalah hal yang sangat menyakitkan.

31. Ramahlah terhadap orang-orang yang tidak ramah. Karena Sebenarnya orang yang tidak ramah sekalipun menyukai orang - orang yang ramah.

32. Kendalikanlah ego dalam diri masing - masing.

33. Berbicaralah lebih sedikit ketika keadaan mengharuskan menjadi pendengar yang baik.

34. Jangan terburu-buru ( tergesa –tergesa ), lakukan sesuatu dengan terencana dan terurut, karena hal yang dilakukan dengan terburu – buru biasanya menghasilkan sesuatu yang tidak begitu maksimal.

35. Ingatkanlah kepada diri sendiri, bahwa kita bukan pengatur dari alam semesta ini.

36. Setiap malam sebelum tidur, pikirkanlah sesuatu yang selama ini jarang kita syukuri, kemudian segera ucapkanlah rasa syukur kepada-Nya akan hal tersebut, karena sang Pencipta selalu mempunyai jalan untuk mengembalikan segala sesuatu yang berada di sekitar kita.

Sumber : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=11960

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bagaimana sih cara untuk mengendalikan amarah itu ?

Mendengar kata marah atau amarah, bukanlah suatu kata yang asing lagi bagi kita. Mungkin kita sering mengalaminya atau bahkan menjadi korban tindakan tersebut.

Ada banyak hal yang membuat kita mudah marah, mulai dari suatu hal yang kecil hingga hal – hal yang berskala besar. Hal yang normal apabila seseorang marah sesekali, bahkan menyalurkan marah dan bukan memendamnya merupakan perilaku yang sehat emosional dan sangat manusiawi, namun apabila kemarahan tersebut tidak dapat dikendalikan lagi, bahkan bersifat destruktif ( merugikan ), baik bagi diri sendiri maupun orang lain, hal itu bisa menjadi sumber masalah, seperti masalah di kantor, di rumah, dan di kampus yang akan mempengaruhi juga kualitas hidup kita, bahkan hal itu dapat membuat kita merasa, bahwa kita berada di bawah pengaruh emosi yang tidak dapat diduga sebelumnya dan bersifat sangat kuat mempengaruhi perilaku kita. Selain itu marah juga dapat disebabkan oleh perbuatan yang dirasa tidak menyenangkan, seperti perasaan dimana tidak pantas mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya dari orang lain, sebagai contoh dicemooh, dibohongi, dikhianati, dsb ataupun mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari orang lain, seperti pilih kasih, tidak menghargai usaha yang telah dilakukan, dan lain sebagainya.

Sebelum kita mengenal lebih lanjut kiat – kiat untuk mengendalikan amarah, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan marah itu. Menurut Charles Spielberger PhD, seorang psikolog spesialis dalam studi tentang kemarahan, kemarahan adalah keadaan emosional yang intensitasnya bervariasi dari iritasi ringan hingga kemarahan yang intens dan balas dendam.

Rasa marah bisa disebabkan baik oleh peristiwa eksternal maupun internal. Peristiwa eksternal ( pengaruh luar ) yang dapat memicu kemarahan antara lain situasi yang tidak menyenangkan, misalnya dibohongi oleh sahabat sendiri, seseorang yang suka mengingkari janji dan kondisi yang tidak diinginkan, seperti menunggu seseorang dalam waktu yang lama, serta perselisihan pendapat dengan orang lain, seperti perbedaan pendapat akan porsi pembagian tugas dalam kerja kelompok, dsb. Sementara peristiwa internal ( dari dalam diri ) yang dapat menimbulkan kemarahan yaitu adanya problem / masalah yang terdapat dalam diri sendiri, seperti masa lalu yang kurang baik serta pengalaman - pengalaman tidak menyenangkan lainnya yang terekam dalam ingatan yang dapat memicu kemarahan pada suatu saat tertentu, tanpa dipicu oleh peristiwa eksternal yang signifikan.

Di antara sekian banyak orang, terdapat orang tertentu yang dapat lebih pemarah dari orang lainnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi ? Menurut Jerry Deffenbacher PhD, seorang psikolog yang mengkhususkan diri dalam anger management menyebutkan bahwa ada orang - orang tertentu yang terlahir mudah marah dibandingkan dengan orang rata - rata lainnya. Hal ini terjadi karena pengaruh genetik ( keturunan ). Faktor lainnya yang dapat menjadi latar belakang pemicu timbulnya sifat pemarah adalah faktor sociokultural ( budaya ) yang didapat dalam proses belajar. Orang yang dibesarkan dalam lingkungan yang pemarah, belajar bahwa untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, atau menghindari apa yang tidak diinginkannya adalah dengan cara marah. Penelitian menunjukkan bahwa latar belakang keluarga memainkan peranan yang penting dalam menumbuhkan rasa marah seseorang. Umumnya, orang yang mudah marah berasal dari keluarga yang destruktif ( pelampiasan amarah dengan cara kasar seperti perkataan atau perbuatan kasar ), kacau, serta kurang terampil dalam mengomunikasikan emosinya.

Setiap individu di dalam kehidupan, mempunyai cara – cara yang berbeda pula untuk mengekspresikan emosi amarahnya, ada orang - orang yang tidak memperlihatkan marahnya secara terbuka dan ekspresif, namun cenderung menggerutu sendiri. Ada pula orang yang mudah marah tetapi tidak selalu melempar - lemparkan suatu barang atau mengucapkan sumpah serapahnya kepada orang lain, melainkan mengasingkan diri secara sosial atau menjadi sakit secara fisik.

Berikut ini beberapa kecenderungan umum yang sering dilakukan orang dalam mengatasi amarah tetapi diantaranya tidak begitu efektif dalam mengendalikan amarah itu sendiri, yaitu :

1. Mengekspresikan. Mengekspresikan rasa marah dengan cara yang asertif ( secara halus ), bukan agresif ( kasar ) adalah cara yang paling sehat dalam mengekspresikan rasa marah. Untuk dapat melakukan hal itu, kita harus belajar untuk mengenali apa yang membuat kita marah dan bagaimana dapat mengatasinya, tanpa menyakiti orang lain. Menjadi asertif bukan berarti memaksa atau menuntut orang lain berperilaku tertentu, namun berarti menghormati diri sendiri dan juga menghormati orang lain.

2. Menekan. Menekan rasa marah atau menyalurkannya pada hal-hal lain, seperti berolah raga, melakukan kegiatan yang menyenangkan hingga taraf tertentu dapat mengatasi masalah, namun memiliki bahaya, yaitu kemarahan itu sendiri tidak tersalurkan, sehingga dapat merusak diri sendiri dalam jangka yang panjang, dan dapat mengakibatkan kecenderungan patologis lain, seperti pasif agresif, sinis dan senang mengkritik orang lain, sehingga cenderung menimbulkan masalah dalam berhubungan dengan orang lain.

3. Menenangkannya. Menenangkan diri juga merupakan upaya untuk menekan kemarahan, namun bahkan bila hal itu dapat dicapai, hal itu tetap sulit untuk dipertahankan karena kemarahan itu sendiri tidak tersalurkan.

Pada prinsipnya, emosi marah tidak dapat ditekan, dikesampingkan atau diabaikan begitu saja. Semakin berusaha untuk ditekan, semakin hal itu akan mengendalikan perilaku kita dan semakin merusak hubungan kita dengan orang lain. Namun kita dapat belajar untuk mengendalikan reaksi terhadap hal-hal tersebut, karena faktor internal yang terdapat dalam diri kita pun ternyata memegang peranan penting dalam menentukan perilaku tersebut.

Beberapa Cara Mengendalikan Rasa Amarah :

1. Mengubah cara pikir.

Belajar mengendalikan reaksi berarti mengubah cara berpikir dan memandang hal - hal yang dapat membuat kita marah. Contoh, apabila berhadapan dengan lalu lintas yang menyebalkan, daripada berpikir bahwa hal tersebut merusak seluruh agenda kita hari itu, kita dapat menggantinya dengan pikiran bahwa hal itu memang keterlaluan, tetapi bukan berarti kiamat bagi kita karena semua orang juga mengalami hal serupa.

2. Berpikir secara proporsional dengan perspektif ( pandangan ) yang benar.

Ingatkan diri sendiri setiap kali dalam keadaan marah, bahwa kondisi yang ada atau orang - orang lain tidak selalu bermaksud ingin menyakiti kita. Hal itu akan membantu kita untuk berpikir secara proporsional dan dalam perspektif yang benar ( berpikir positif ). Ingat jika kecenderungan internal ( seperti mood, ingatan ) kita juga memainkan peranan dalam rasa amarah kita.

3. Segala sesuatu bersifat relatif.

Sikap menuntut, memaksa, dan merasa diperlakukan tidak adil sudah sepatutnya juga dipandang sebagai sesuatu yang tidak mutlak, karena keadilan, kepatutan bersifat sangat relatif, tergantung pada siapa dan dari sudut mana memandangnya. Hal itu perlu dilakukan, agar toleransi kita terhadap hal-hal tersebut bukan lagi menjadi suatu masalah.

4. Memahami hal-hal yang “tidak tertulis”.

Kadang kala kita perlu memahami hal - hal di balik yang terlihat. Seperti seseorang yang terlambat datang untuk menemui kita mungkin mempunyai urusan lain yang lebih penting harus diselesaikan terlebih dahulu.

5. Berdamai dengan diri sendiri.

Pada akhirnya kita harus memaafkan segala kesalahan dan kekurangan kita sendiri. Merupakan hal manusiawi, bila seseorang tidak dapat menahan rasa amarahnya. Bahkan memendam atau mengabaikannya merupakan suatu tindakan destruktif yang sebaiknya dihindari. Kita tidak bisa menghilangkan rasa marah dan juga bukan ide yang baik untuk menghilangkan rasa marah.

Hidup penuh dengan peristiwa -peristiwa yang membuat frustrasi, rasa sakit, dan hal-hal yang tidak bisa diramalkan. Kita tidak dapat mengubah peristiwa tersebut, tetapi kita dapat mengubah seberapa besar kejadian - kejadian tersebut dapat mempengaruhi kita.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, mohon maaf jika masih terdapat banyak kekurangan didalamnya, saran dan kritiknya sangat dibutuhkan. Terima kasih.

Sumber: Mengendalikan Marah oleh psikolog Dra Ira Petranto, MM.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pentingnya Bersopan Santun Dalam Kehidupan Bersosialisasi Dengan Orang Sehari – Hari

Mendengar kata sopan santun, sungguhlah topik yang amat menarik untuk dijadikan pokok bahasan dalm tulisan sebuah artikel, hal ini tak lain karena sopan santun tidak lepas dalam kehidupan kita sehari – hari serta merupakan suatu perilaku yang sangat baik untuk kita contoh dan terapkan dalam kehidupan sehari – hari. Seperti yang diketahui, berdasarkan penuturan Marie Jahoda, seseorang dapat dikatakan memiliki kesehatan mental apabila memiliki kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi secara baik dengannya, dengan demikian untuk mecapai pemenuhan seperti yang telah disebutkan maka diperlukan suatu tingkah laku yang dapat digunakan sebagai perangkat untuk memenuhi syarat tersebut yaitu sopan santun.

Pada kesempatan penulisan artikel kali ini, saya akan mencoba untuk memberikan opini atau pendapat mengenai pentingnya bersopan santun dalam kehidupan sosial sehari – hari.

Sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan bersosialisasi sehari – hari setiap orang, karena dengan menunjukkan sikap sopan santunlah, seseorang dapat dihargai dan disenangi dengan keberadaannya sebagai makhluk sosial dimanapun tempat ia berada. Dalam kehidupan bersosialisasi antar sesama manusia, sudah tentu kita memiliki norma – norma / etika – etika dalam melakukan hubungan dengan orang lain. Dalam hal ini sopan santun dapat memberikan banyak manfaat atau pengaruh yang baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Jika ditilik dari asal katanya, sopan santun berarti peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok manusia di dalam masyarakat dan dianggap sebagai tuntutan pergaulan sehari – hari masyarakat tersebut. Setelah kita membaca pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap sopan santun patutlah dilakukan dimana saja tempat kita berada, sesuai dengan kebutuhan lingkungan, tempat, dan waktu karena sopan santun bersifat relatif dimana yang dianggap sebagai norma sopan santun berbeda – beda di setiap tempatnya, seperti sopan santun dalam lingkungan rumah, sekolah, kampus, pergaulan, dan lain sebagainya. Hal tersebut kita lakukan agar dimanapun tempat kita berada, kita akan selalu dihormati, dihargai, dan disenangi keberadaan kita oleh orang lainnya.

Setelah membaca keterangan di atas, maka dapat diketahui bahwa sopan santun haruslah diterapkan dimana pun saat itu kita berada yang sesuai dengan tuntutan lingkungan kita berada. Seperti contohnya di dalam lingkungan rumah baik di dalam maupun di luar lingkungan rumah, maka sopan santun yang harus diwujudkan antara lain :

1. Menghormati orang tua, seperti bertingkah laku yang baik, berbicara dengan lemah lembut, berkata jujur, tidak melakukan perbuatan yang dapat menyakiti perasaannya seperti suka membohong, tidak menuruti perintah / melanggar peraturannya, dan selalu mendengarkan segala nasihatnya. Hal tersebut harus kita jalani, karena sebagai anak, seseorang yang harus kita jadikan unsur utama dalam penerapan sopan santun ialah orang tua, selain beliau merupakan orang yang amat berjasa dalam perjalanan kehidupan kita, orang tua juga telah memberikan begitu banyak pengorbanannya agar dapat membesarkan kita hingga saat ini, maka orang tua sudah sepatutnya dihormati agar ia juga dapat merasakan kebahagiaan dan kegembiraan dengan adanya keberadaan kita di sampingnya.

2. Menyayangi adik, kakak, saudara, dan seluruh keluarga dengan cara bertutur kata yang baik, tidak berkata kasar dan sombong, tidak mencemooh, saling membantu, dan menjaga hubungan yang harmonis dengan seluruh anggota keluarga. Hal tersebut kita lakukan karena anggota keluarga merupakan bagian dari darah daging kita yang harus selalu kita hargai keberadaannya agar hubungan harmonis, serasi, selaras, dan seimbang akan selalu terjaga di dalamnya.

3. Menghormati para tetangga yang berada di sekitar rumah dengan sering bertegur sapa ketika saling bertemu, tidak saling menjatuhkan / mencemarkan nama baik, tidak berbicara kasar, dan saling tolong menolong disaat sedang ada yang membutuhkannya. Hal tersebut kita lakukan karena tetangga merupakan orang – orang yang tinggal dekat dengan kita serta selalu hidup berdampingan dengan kita, maka kehidupan dan hubungan harmonis haruslah selalu terjaga agar tidak terjadi suatu perselisihan ataupun pertentangan yang akan menimbulkan perpecahan dan akan menghancurkan keharmonisan di dalam kehidupan bertetangga yang akan menimbulkan kesengsaraan bagi diri kita sendiri.

Setelah itu saya akan menjelasakan mengenai contoh – contoh sopan santun di dalam lingkungan tempat menimba ilmu yakni sekolah atau kampus.

1. Menjaga tingkah laku, seperti berperilaku baik dan terpuji, menghormati guru / dosen, menghargai teman, mendengarkan perintah guru / dosen, mematuhi peraturan sekolah / kampus, dan tidak melakukan perbuatan – perbuatan yang bertentangan dengan kehidupan di dalam sekolah / kampus. Hal tersebut harus kita laksanakan karena selain sekolah / kampus merupakan tempat kita mencari ilmu yang memiliki beraneka ragam bentuk aturan untuk dipatuhi yang akan berguna untuk membentuk karakter serta jati diri, sekolah / kampus juga merupakan tempat dari orang yang banyak disebut sebagai orang tua kedua kita yyakni guru / dosen yang sepatutnya harus selalu kita hormati keberadaannya yang telah memberikan begitu banyak jasa kepada diri kita.

2. Menjaga kebersihan sekolah / kampus serta berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah / kampus. Hal tersebut dilakukan karena dengan menjalankan perbuatan tersebut, akan menumbuhkan rasa persatuan serta kekeluargaan diantara sesama peserta didik dalam lingkungan sekolah maupun kampus.

Selanjutnya akan saya jelasakan beberapa contoh sopan santun di dalam lingkungan pergaulan sehari – hari.

1. Bertutur kata yang baik dengan teman agar tidak menyinggung perasaannya, karena dengan bertutur kata yang baik kita dapat menjaga hubungan yang baik dengannya.

2. Tidak membicarakan tentang kejelakan / keburukan teman kepada orang lain dengan maksud menjatuhkan / mencemarkan nama baiknya, karena hal tersebut dapat memicu timbulnya perselisihan yang akan menimbulkan gangguan dalam keharmonisan hubungan pertemanan.


3. Berkata jujur, karena dengan berkata jujur maka orang lain akan senantiasa mempercayai kita dan keharmonisan kehidupan pertemanan / persahabatan akan tetap terjaga dengan baik.

Demikian beberapa contoh perbuatan tingkah laku yang dapat saya berikan. Selanjutnya akan saya jelaskan beberapa manfaat dari perilaku sopan santun yang kita lakukan bagi diri sendiri maupun orang lain.

A. Manfaat sopan santun bagi diri sendiri :

1. Dapat dihargai, dihormati, dan disenangi oleh banyak orang dimanapun tempat kita berada.

2. Dapat memupuk rasa persaudaraan, pertemanan, serta persahabatan.

3. Mendapat kepercayaan dari orang lain.

4. Mendapatkan penilaian yang positif karena melakukan perbuatan yang baik dari orang lain, sehingga orang lain pun akan bertingkah laku baik pula terhadap diri kita.

5. Dapat menghindari perselisihan, pertentangan, dan permusuhan dengan orang lain.

6. Menjaga hubungan baik dan harmonis dengan orang yang berada di sekitar kita.

B. Manfaat sopan santun bagi orang lain :

1. Akan merasa dihargai dan dihormati oleh orang lain.

2. Memupuk rasa persahabatan dan persaudaraan.

3. Dapat membina dan menjaga hubungan baik.

4. Dapat meringankan bebannya apabila sering diberikan pertolongan dari orang lain.

Demikian penjelasan yang dapat saya berikan, semoga membawa manfaat bagi kita semua. Amin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Tugas Soal Kesehatan Mental

1.Jelasakan pendapat Allport dalam membahas manusia !

2.Jelasakan perkembangan Propium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat !


3.Sebutkan dan jelaskan ciri - ciri kepribadian matang menurut Allport !

4.Jelaskan perkembangan kepribadian Self menurut Rogers !

5.Peranan positif Regards dalam kepribadian individu !

6.Sebutkan dan jelaskan ciri – ciri orang yang sepenuhnya !

Jawaban :

1. Allport mengajukan prinsip pengatur tingkat energi yaitu energi mengajar secaran aktif tujuan dan harapan sehingga kehidupan individu disini dibimbing oleh suatu perasaan pada maksud / tujuan dedikasi dan komitmen.

2. Perkembangan Propium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat ialah :


a) Diri jasmani

b) Identitas diri

c) Harga diri

d) Perluasan diri

e) Gambaran diri

f) Diri sebagai perilaku rasional

g) Perjuangan diri

3. Ciri – ciri kepribadian matang menurut Allport :

a) Berfungsi pada tingkat rasional dan sadar dengan menyadari kekuatan – kekuatan yang membimbing dan dapat mengontrolnya.

b) Tidak dikontrol oleh trauma – trauma dan konflik masa kanak – kanak, bebas dari paksaan – paksaan masa lampau, dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang, intensi atau perhatiannya kepada masa depan, adanya antisipasi – antisipasi ke masa depan pada peristiwa kontemporer dan yang akan datang, serta tidak mundur ke masa kanak – kanak.


c) Orang neurotik / cemas, beroperasi pada tahap berada dan lebih tinggi.

4. Perkembangan kepribadian Self menurut Rogers ialah apa yang individu rasakan di dalam dirinya yang terbagi menjadi 2 yaitu :

 Ideal Self ialah diri yang diharapkan oleh individu ( hope ).

 Reality Self ialah kenyataan yang ada pada diri / keadaan apa adanya pada diri seseorang.

Kesulitan akan timbul bila terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan Ideal Selfnya ( Kesenjangan antara harapan dan realita ). Jadi individu yang sehat adalah individu yang jarak antara Reality Self dan Ideal Selfnya tidak terlalu jauh.

5. Peranan positif Regards dalam kepribadian individu :

 Untuk terbentuknya identitas dan gambaran diri, peranan ibu sangatlah penting karena dengan keamanan dan kasih sayang yang cukup maka pertumbuhan psikologis yang positif akan terjadi sepanjang tingkat kemunculan dirinya.

 Frame of reference dan dorongan untuk pertumbuhan yang akan datang dibentuk pada masa adolescence, dalam hal ini adalah perjuangan Propium / diri.


6. Ciri – ciri orang yang sepenuhnya :

1) Memiliki sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri.

2) Adanya pertumbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik.


3) Integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan tahan terhadap tekanan – tekanan yang terjadi.

4) Otonomi diri yang mencakup unsur – unsur pengatur kalakuan diri dalam / kelakuan – kelakuan bebas.

5) Memiliki persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan serta memiliki empati dan kepekaan sosial.

6) Memiliki kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengan baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dampak Psikologis Facebook Terhadap Kesehatan Mental Seorang Remaja

Seperti yang telah diketahui bersama, situs jejaring sosial pada zaman dewasa ini sudah sangat men jamur di semua kalangan masyarakt. Mulai dari anak kecil, remaja hingga dewasa menggunakan fasilitas ini untuk berhubungan dengan teman ataupun mengenal teman baru yang terkadang sulit untuk bertemu secara langsung. Namun penggunaan situs jejaring sosial layaknya Facebook,MySpace ataupun Twitter, dapat memberikan dampak yang buruk juga terhadap perkembangan mental seorang manusia.

Disini saya akan megangkat tema mengenai Dampak Psikologis Facebook Terhadap Kesehatan Mental Seorang Manusia, dimana subjek dalam observasi kali ini ialah seorang wanita paruh baya yang gemar menggunakan fasilitas modern ini. Pada awalnya Maya ( samaran ) menggunakan jaringan sosial ini untuk memanfaatkan fasilitas permainan ( game ) yang tersedia dalam situs jejaring Facebook, namun seiring perjalanan waktu, Maya mengetahui segala bentuk fasilitas lainnya dalam Facebook yang dapat menghubungkannya dengan teman – teman lamanya ataupun teman baru, seperti contohnya mengup-date status didalam Facebooknya. Dan mulai sejak itulah Maya mulai kecanduan / ketagihan dengan jaringan situs sosial tersebut. Tiada hari tanpa mengup-date status ataupun mengirimkan pesan dinding atau pesan pribadi ke sesama pengguna Facebook yang juga merupakan temannya.

Setelah membaca pemaparan mengenai hasil pengamatan diatas, sayapun dapat memberikan penjelasan mengenai dampak – dampak apa sajakah yang akan muncul seiring dengan penggunaan Fasilitas jejaring soail Facebook terhadap kesehatan mental seorang manusia khususnya wanita, yang kali ini menjadi subjek dari penilitian saya, diantaranya :

 Kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.

 Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.


 Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer.

 Media elektronik, seperti Komputer, laptop, atau handphone ( ponsel ) juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap harinya

 Perilaku berkurangnya aktifitas berinreraksi langsung secara face to face terhadap orang lain juga dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, struk, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan).

Sekian Pemaparan yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan yang baru bagi kita. Amin.

*Tugas Kesehatan Mental

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kritik Dari Aliran Humanistik Terhadap Aliran Psikoanlisa Serta Aliran Behavioristik Mengenai Kepribadian Sehat

a) Baik dalam aliran Psikoanalisa maupun aliran Behavioristik, keduanya mengabaikan potensi yang berada dalam diri manusia.

b) Dalam aliran Psikoanalisa menganggap manusia sebagai makhluk yang sakit / pincang karena berasal dari konflik masa kanak – kanak dan tekanan – tekanan biologis.

c) Dalam aliran Psikoanalisa dan aliran Behavioristik memandang pesimistik terhadap kodrat dari dalam diri manusia.

d) Dalam aliran Behavioristik menganggap manusia sebagai mesin / robot yang diatur atau dikendalikan oleh hukum yang ada.

Sumber :

-Rianti,B.P. Dwi, Hendro Prabowo, Ira Pusritawati,1996, Psikologi Umum, Seri Diktat Kuliah.

-Catatan Psikologi Umum 1, Semester 1, Jurusan Psikologi, 2009.

* Tugas Kesehatan Mental

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Perbedaan Diantara Aliran Psikoanalisa, Behavioristik, Dan Humanistik Dilihat Dari Sudut Pandang Kepribadian Sehat

 Aliran Psikoanalisa

Aliran ini diprakarsai oleh Sigmund Freud. Dalam aliran ini menyatakan bahwa kebanyakan dari apa yang manusia lakukan dan pikirkan adalah hasil dari keinginan dan dorongan yang mencari permunculan dalam dalam perilaku dan pikiran.

 Aliran Behavioristik

Aliran ini diprakarsai oleh John B. Watson. Dalam teori ini menyatakan bahwa subjek psikologi dibatasi pada studi mengenai perilaku dan kegiatan – kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi dan menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi.

 Aliran Humanistik

Aliran ini diprakarsai oleh Abraham Maslow, Rogers, dan Jung. Dalam aliran ini menyatakan bahwa ilmuwan perilaku harus belajar memehami manusia sebagai individu, tetapi tetap sebagai makhluk umum dan universal.

Perbedaan Diantara Aliran Psikoanalisa, Behavioristik, Dan Humanistik Dilihat Dari Kepribadian Sehat :

1. Aliran Psikoanalisa berdasarkan pada pikiran sebagai subjek psikologi, sementara Behavioristik berdasarkan atas perilaku, dan Humanistik berdasarkan pada kemampuan yang terdapat dalam diri setiap individu.

2. Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme memandang pesimistis terhadap kodrat manusia yaitu manusia dianggap sakit / pincang menurut aliran Psikoanalisa dan manusia dianggap tidak memiliki sikap jati diri menurut aliran Behavioristik, sementara aliran Humanistik memandang optimistik terhadap kodrat manusia yang menganggap bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk berbuat lebih baik dan berkembang melampaui kekuatan – kekuatan negatif yang potensial menghambat.

3. Dalam aliran Psikoanalisa dan Behavioristik, keduanya mengabaikan segala potensi yang berada didalam diri individu, semntara aliran Humanistik menganggap bahwa potensi dalam diri manusia merupakan sumber utama untuk mewujudkan diri menjadi lebih baik lagi.

4. Aliran Psikoanalisa berpendapat bahwa manusia berasal dari konflik masa kanak – kanak dan tekanan – tekanan biologis, sedangkan aliran Behavioristik berpendapat bahwa manusia berasal dari suatu sitem kompleks yang bertingkah laku menurut cara sesuai hokum yang ada, sementara menurut aliran Humanistik mengatakan bahwa manusia berasal dari keinginannya untuk menjadi lebih baik melalui kemampuan / potensi yang dimilikinya.

Sumber :

-Rianti,B.P. Dwi, Hendro Prabowo, Ira Pusritawati,1996, Psikologi Umum, Seri Diktat Kuliah.

-Catatan Psikologi Umum 1, Semester 1, Jurusan Psikologi, 2009.
* Tugas Kesehatan Mental

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Gangguan Penolakan Makan Pada Anoreksia Nervosa

Mempunyai bentuk tubuh ideal dan menarik, sudah pasti menjadi impian setiap wanita muda. Namun akan beda jadinya apabila dilakukan secara berlebihan. Akibat yang akan muncul ialah gannguan perilaku berupa penolakan makan secara berlebihan yang lazim disebut sebagai gangguan Anoreksia Nervosa ( Anorexia Nervosa ).

` Ditilik dari definisi kata, Anoreksia ( Anorexia ) Nervosa adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan menghilangkan nafsu makan secara sukarela dan melakukan olahraga secara berlebihan untuk mengendalikan berat badan. Anoreksia Nervosa ditandai dengan gejala-gejala :

• Perubahan gambaran tubuh.

• Ketakutan yang kuar biasa akan kegemukan.

• Penolakan untuk mempertahankan berat badan yang normal.

• Hilangnnya siklus menstruasi ( pada wanita ).

• Selalu ketakutan berat badannya naik walaupun sebenarnya sudah kurus.

Anoreksia Nervosa biasanya diderita pada seseorang pada usia remaja dan umumnya diderita oleh wanita. Anoreksia Nervosa juga mempunyai gejala- gejala yang khas seperti dibawah ini :

1. Denyut jantung lambat.

2. Tekanan darah lambat.

3. Suhu tubuh rendah.

4. Pembekakan jaringan karena penimbunan cairan (ederma ).

5. Rambut yang tipis dan lembut atau rambut tubuh dan wajah yang berlebihan.

6. Mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.

Penyebab timbulnya gangguan Anoreksi Nervosa yaitu :

 Faktor Biologis

Kelaparan menyebabkan banyak menyebabkan perubahan Biokimia, beberapa diantaranya juga ditemukan pada depresi.
 Faktor Sosial.


Penderita menemukan dukungan untuk tindakan m ereka dalam masyarakat yang menekankan kekurusan dan latihan.

 Faktor Psikologis.

Anoresia Nervosa sebagai suatu reaksi dari tuntutan remaja untuk kebebasa yang lebih dan peningkatan fungsi social dan seksual yang mereka.

Penderita Anoreksia Nervosa dapat di obati / disembuhkan melalui dengan penanganan sebagai berikut :

 Perawatan di rumah sakit.

 Melakukan Psikoterapi.

 Terapi biologis.

Jika kita menemukan teman atau saudara kita yang penderita penyakit tersebut. Segera ajak mereka ke dokter yang dipercaya Karena semakin cepat dapat bantuan, semakin besar juga kesempatan untuk kesembuhan total.

Daftar Referensi :

- http://medicastore.com
- http://www.geocities.com
- http:/www.wikipedia.com
- http:/www.mail-archive.com

*Artikel Kesehatan Mental

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mengetahui Perbedaan Diantara Teori Psikoanalisa Sigmund Freud Dan Teori Psikoanalisa Erik Erikson

Seperti yang telah diketahui bersama, Teori Psikoseksual yang dipelopori oleh Sigmund Freud serta Teori Psikososial yang dipelopori oleh Erik H. Erikson, bersumber dari satu aliran Psikologi yakni aliran Psikoanalisa ( Psikoanalitis ) yang dikenalkan oleh Sigmund Freud. Setelah itu Sigmund Freud kembali mengembangkan Teori tersebut menjadi sebuah teori yang dapat digunakan sebagai prinsip-prinsip dasar yang dapat menjelaskan proses dalam perkembangan manusia, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Teori Psikoseksual.

Menurut perspektif ( pandangan ) Psikoananalisa / Psikoanalitis, mengatakan bahwa perkembangan dibentuk oleh kekuatan bawah sadar yang memotivasi perilaku manusia. Setelah itu berkembanglah Teori Psikososial dari Erik H. Erikson yang memuat pemahaman lebih terperinci mengenai tahapan-tahapan perkembangan manusia, yang berdasarkan pada pegaruh sosial dan budaya pada lingkungan individu, yang sebelumnya sempat terabaikan oleh Teori Psikoseksual Sigmund Freud. Walau demikian Teori Psikososial Erikson pun masih menggunakan konsep-konsep naluri Freud yaitu bentangan kepada 2 titik ekstrim, positif dan negatif sebagai acuan dalam pembahasan yang terdapat didalam teorinya.

Sebelum kita beranjak kepada pembahasan perbedaan diantara Teori Psikoseksual Sigmund Freud dan Teori Psikososial Erik Erikson, maka kita perlu mengetahui lebih dulu apa sajakah isi yang terkandung dalam Teori Psikoseksual dan Teori Psikososial tersebut.

I. Tahapan Psikoseksual ( Sigmund Freud )

a. Fase Oral ( 0 – 1 Tahun)
Sumber kenikmatan utama bayi melibatkan aktifitas berorientasi mulut, seperti menelan (makan, minum ) dan menghisap ( menyusu, memasukkan jari-jari tanagn ke mulut ).

b. Fase Anal ( 1 – 3 Tahun )
Anak mendapatkan kepusan seksual dengan menahan atau melepaskan feces. Zona kepuasnnya adalh daerah anal dan toilet training merupakan aktivitas penting.

c. Fase Falik ( 3 – 6 Tahun )
Anak menjadi lengket dengan ornag tua dari jenis kelamin berlainan dan kemudian mengidentifikasinya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Superego berkembang. Zona kepuasannya bergeser ke daerah genital.

d. Periode Laten ( 6 – 12 Tahun )
Masa yang relative tenang diantara tahapan-tahapan yang lebih bergelora.

e. Fase Genital ( 12 Tahun ke atas )
Kemunculan kembali dorongan seksual tahap falik, disalurkan kepada kematangan seksualitas masa dewasa.

II. Tahapan Psikososial ( Erik Erikson )

a. Kepercayaan dasar VS Ketidakpercayaan (lahir hingga 12 – 18 Bulan )
Bayi mengembangkan perasaan bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan aman. Hikmah : Harapan.

b. Autonomi (Kemandirian ) VS Rasa malu dan ragu (12 – 18 Bulan hingga 3 Tahun )
Anak mengembangkan keseimbangan independen dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan keraguan. Hikmah : Kehendak.

c. Inisiatif VS Rasa bersalah ( 3 hingga 6 Tahun )
Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktifitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah. Hikmah : Tujuan.

d. Industri VS Inferioritas (6 – 12 Tahun )
Anak harus belajar keterampilan budaya atau menghadapi perasaan tidak kompeten. Hikmah : Keterampilan.

e. Identitas VS Kekacauan Identitas ( Mulai 12 Tahun )
Remaja harus menentukan pemnahaman akan diri sendiri ( “Siapakah saya ini ?” ) atau merasakan kekacauan peran. Hikmah : Loyalitas / Dapat dipercaya.

f. Intimasi VS Isolasi (18 – 40 Tahun )
Individu mencoba membuat komitmet dengan orang lain; apabila tidak sukses, maka dia akan menderita isolasi dan pemisahan diri. Hikmah : Cinta.

g. Produktivitas VS Stagnasi ( 40 – 60 Tahun )
Perhatian orang dewasa yang sudah matang adalah membangun dan membimbing generasi selanjutnya atau merasa tidak percaya diri. Hikmah : Rasa peduli.

h. Integritas Ego VS Putus asa ( 60 Tahun ke atas )
Individu yang lebih tua mendapatkan penerimaan terhadap hidup, membuatnya dapat menerima kematian, atau sebaliknya putus asa atas ketidakmampuannya menghidupkan kembali hidupnya. Hikmah : Kebijaksanaan.

Berikut ini saya akan mengemukakan perbedaan – perbedaan yang terdapat di antara Teori Psikoseksual Sigmund Freud dengan Teori Psikososial Erikson, Yaitu :

 Teori Psikoseksual menggunakan landasam pemikiran yaitu perkembangan individu dari energi psikis, berupa libido yang bersifat seksual, sedangkan landasan pemikiran Teori Psikososial menggunakan pengaruh – pengaruh yang ditimbulkan oleh masyarakat serta kebudayaan ( kultur ) terhadap perkembangan kepribadian.

 Teori Psikoseksual menyatakan bahwa pengalaman di awal masa kanak – kanak membentuk kepribadian secara permanen ( sementara waktu ), sedangkan Teori Psikososial menyatakan bahwa perkembangan ego bersifat seumur hidup.

 Teori Psikoseksual menggunakan fase – fase kenikmatan seksual sebagai penentu tahapan perkembangannya, sementara Teori Psikososial menggunakan Fase saling kontra ( berlawanan ) untuk menggambarkan setiap tahap dalam perkembangannya.

 Teori Psikososial dari Erikson lebih meyakinkan dalam hal penekanannya terhadap nilai penting pengaruh sosial dan kebudayaan juga menyangkut perkembangan setelah masa remaja, dibandingkan dengan Teori Psikoseksual dari Freud.

 Teori Psikoseksual menyatakan bahwa penyebab dari perubahan yang terjadi pada setiap fasenya, dipengaruhi oleh faktior bawaan yang dimodifikasi oleh pengamatan, sedangkan Teori Psikososial menyatakan bahwa penyebab dari perubahan yang terjadi pada setiap fasenya adalah dipengaruhi oleh interaksi antara faktor bawaan dan pengalaman.

 Pada Teori Psikoseksual, keagresifan individu dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan Teori Psikososial yang cenderung bersifat lebih aktif, didalam pelaksanaannya.

 Teori Psikoseksual membagi tahapannya ke dalam 5 Fase, sedangkan Teori Psikososial membaginya kedalam 8 Fase tahap perkembangan manusia yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Teori Psikoseksual.

Demikian penjelasan mengenai perbedaan diantara Teori Psikoseksual dan Teori Psisosial yang bias saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf.Sekian dan terima kasih.

Daftar Referensi :

- Papalia,Diane E. ,Sally Wendkos Old, Ruth Duskin Feldman, 2008,Human Development, Jakarta : Penerbit Kencana.

- Rianti,B.P. Dwi, Hendro Prabowo, Ira Pusritawati,1996, Psikologi Umum, Seri Diktat Kuliah.

*Tugas Kesehatan mental

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mengetahui Gejala Dini Dari Timbulnya Serangan Schizophrenia

Schizophrenia ( skizofrenia ) adalah suatu penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamine ( salah satu sel kimia dalam otak ). Schizopherenia merupakan salah satu penyakit gangguan jiwa yang paling lazim, dengan ciri-ciri :

  1. Hilangnya perasaan afektif atau respon emosional.
  2. Menarik diri dari hubungan pribadi antar personal ( individu ).
  3. Timbulnya delusi ( keyakinan yang salah ) serta halusinasi ( persepsi tanpa adanya rangsang panca indera ).
Lebih lanjut setelah kita membaca mengenai ciri-ciri penderita Schizophrenia, maka bahasan yang selanjutnya akan saya paparkan adalah gejala-gejala dini dari timbulnya serangan Schizophrenia agar kita dapat mengetahui gejala tersebut lebih cepat sehingga kita dapat menanggulangi lebih dulu agar tidak menjadi penyakit yang lebih akut/kronis. Gejala-gejala schizophrenia pada umumnya dibagi menjadi 2, yaitu :

1.Gejala Schizophrenia Positif
Maksud dari gejala schizophrenia positif ini ialah gejala tindakan perilaku yang jelas dapat diamati oleh orang lain, yaitu :
  • Halusinasi.Contohnya : Auditory Hallusination, yaitu penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya, kadang suara itu dirasa menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang suara itu menyuruhnya untuk melakukan sesuatu yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri.
  • Penyesatan pikiran ( delusi ) adalah kepercayaan yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu yang kadang berlawanan dengan kenyataan. Contohnya: beberapa penderita schizophrenia berubah menjadi seorang paranoid, mereka selalu merasa diamat-amati, diintai, atau hendak di serang.
  • Kegagalan berpikir (kognitif) mengarah kepada masalah dimana penderita schizophrenia tidak mampu memproses dan mengatur pikirannya.
2.Gejala Schizophrenia Negatif.
Dikatakan demikian karena penderita schizophrenia kehilangan ciri khas atau fungsi normal seseorang, antara lain :
  • Kurang atau tidak mampu menampakkan atau mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku.
  • Kurangnya dorongan untuk beraktifitas.
  • Tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenanginya.
  • Kurangnya kemampuan bicara ( alogia ).
Cukup sekian pemaparan yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Daftar Referensi :

-Mengenal Schizophrenia, http://www.e-smartschool.com/uot/001/UOT0010008.asp, 2009.

-Skizofrenia, Wikipedia bahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Skizofrenia, 2009.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Fungsi Dan Peranan Ilmu Statistika Dalam Psikologi

Sebelum kita membahas fungsi serta peranan statistika dalam psikologi lebih jauh, ada baiknya kita mengenal lebih dahulu apakah yang dimaksud dengan statistika itu.

*Secara etmologis, Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Jadi, secara singkat, statistika diartikan sebagai ilmu yang berkenaan dengan data.

*Secara umum, Statistika merupakan ilmu yang mempelajari teknik penarikan kesimpulan berdasarkan contoh data. Contoh :Dari data yang dikumpulkan tentang minat membaca masyarakat di Indonesia per-harinya, didapatkan kesimpulan bahwa minat baca masyarakat Indonesia per-harinya tergolong cukup tinggi.

Setelah membaca penjelasan diatas, mulai tergambarkan fungsi statistika pada umumnya dalam kehidupan sehari-hari , karena pada dasarnya manusia sering menggunakan ilmu statistika secara tidak sadar dalam kehidupan sehari-harinya, namun belum sampai kepada penggunaan metode ilmiahnya. Seperti contoh, ketika kita melihat seseorang dengan berat badan 50 kg pada masyarakat yang pada umumnya mempunyai berat badan 55 kg, maka kita akan menilai bahwa berat badan tersebut termasuk ke dalam berat badan manusia normal, namun ketika kita melihat seorang dengan berat badan 80 kg maka kita akan menilai bahwa orang tersebut kedalam kategori orang tambun, namun pada masyarakat tersebut yang ternyata memiliki berat badan rata-rata 90 kg, maka orang tersebut akan menganggap bahwa berat badan yang disebutkan sebelumnya termasuk ke dalam kategori berat manusia normal. Secara ilmiah, statistika dibutuhkan dalam perencanaan suatu penelitian dengan penggunaan teknik analisis data agar didapatkan kesimpulan yang akurat.

Kembali pada fungsi statistika dalam psikologi. Seperti yang diketahui bersama, ilmu psikologi sangat berkaitan erat dengan proses pengumpulan data dalam sebuah penelitian ilmiah untuk memoperoleh data-data valid yang digunakan sebagai bahan perhitungan untuk mendapatkan solusi yang berkesesuaian dengan hasil penelitian yang telah di terima sebelumnya. Contohnya, tes pengukuran intelegensi dan tes bakat. Oleh karena itu, sudah barang tentu ilmu statistika sangat dibutuhkan didalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

Dari pemaparan pembahasan fungsi statistika sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai fungsi statistika dalam psikologi, antara lain :

1.Statistika memberikan alat analisis data bagi psikologi.
2.Mempelajari keragaman akibat pengukuran.
3.Mengendalikan proses.
4.Merumuskan informasi dari data.
5.Membantu pengambilan keputusan berdasarkan data.

Setelah membahas fungsi statistika dalam psikologi diatas, maka sekarang kita berlanjut kepada peranan statistika dalam psikologi. Mungkin kita juga telah dapat melukiskan peran statistika setelah sekilas membaca mengenai fungsi statistika diatas. Sampai penulisan sejauh ini, saya juga merasakan kerancuan dalam mendefinisikan perbedaan diantara fungsi dengan peran, tetapi disini saya mencoba untuk mendeskripsikan secara satu per satu, bahwa fungsi lebih bercondong kepada penerapan ilmu dalam kegiatan dunia nyata, sedangkan peran lebih bercondong kepada posisi atau kedudukan ilmu itu sendiri di dalam ruang lingkup pegetahuan.
Berdasarkan sumber yang saya dapatkan, disini saya mencoba mengemukakan beberapa hal mengenai peranan statistika dalam psikologi, yaitu:

  • Statistika sebagai bahan perencanaan
  • Statistika sebagai bahan monitoring
  • Statistika sebagai bahan evaluasi
Akhirnya, sampailah juga kita kepada bagian terakhir atau penutup dari penulisan artikel dalam blog ini. Saya rasa cukup sekian penjelasan yang dapat saya paparkan dalam kesempatan penulisan kali ini. Saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan artikel ini, namun saya tetap mengharapkan agar kepada para pembaca seluruhnya dapat mengambil ilmu dalam tulisan saya yang sederhana ini, sehingga memberikan wawasan ilmu pengetahuan yang baru kepada kita semua. Trims .

Daftar Referensi :

-Statistika,Wikipedia bahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Statistika, 2009.

-Diva Anggara,Statistik (sebuah analisis dari seminarDr. Ir. Budi Suhardjo,MS), http://one.indoskripsi.com/node/5952, 2009.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS