Mengatasi Masalah Secara Bijak

Seperti manusia biasa, sayapun sering menghadapi beraneka ragam masalah, mulai di rumah, kuliah, ataupun keluarga. Hal ini sering membuat saya frustrasi bahkan depresi, namun seiring berjalannya waktu, sayapun berusaha untuk menghadapi segala masalah yang ada secara bijak. Saya tidak boleh menghindari masalah bahkan melupakannya merupakan hal yang justru akan merusak aspek psikologis saya. Pengalaman ini sering saya rasakan selama duduk di bangku sekolah, khususnya SMA. Kondisi fisik dan mental yang masih labil membuat saya mudah emosi yang menimbulkan goncangan mental pada saya. Kondisi lingkungan yang menuntut sesuatu dalam tingkat tinggi, ditambah dukungan keluarga yang kurang memadai, membuat goncangan ini semakin menjadi - jadi. Namun seiring pertambahan umur membuat sayapun dituntut untuk menyikapi segala masalah yang ada secara lebih arif. Manusia tidak terlepas dari berbagai macam masalah selama hidupnya, karena setiap masalah yang datang membuat manusia menjadi makhluk yang baik dan semakin baik lagi. Masalah tidak akan membuat diri terpuruk justru sebaliknya, di dalam setiap masalah yang dapat terselesaikan akan membuat kualitas diri semakin maju selangkah dan selangkah lebih baik lagi.

Di bawah ini, akan saya sebutkan beberapa solusi dalam mengatasi masalah menurut pengalaman yang pernah saya alami :

1. Tetaplah bersikap tenang agar dapat berpikir dengan jernih.

2. Biasakan mencari pemecahan masalah sampai selesai, jangan menunda - nunda waktu, karena akan menjadi beban pikiran nantinya, sehinnga aktivitaspun akan terganggu.

3. Jangan melarikan diri / lepas tangan dari masalah karena dapat memberikan dampak buruk bagi diri sendiri yaitu menjadi seseorang yang sulit dipercaya / tidak bertanggung jawab / lepas tanggung jawab.

4. Jika masalah sudah terasa begitu berat, mintalah pendapat yang terbaik ataupun sekadar saran dari orang - orang terdekat yang dapat dipercaya.

5. Jangan suka memendam permasalahan, tuntaskanlah masalah hingga terselesaikan semua, ini mencegah kita dari efek psikologis buruk yang berkepanjangan, seperti traumatik, stres, depresi, dan lain sebagainya.

6. Pandanglah masalah dari segi positifnya, karena segala masalah pasti ada jalan keluarnya, dan percayalah pasti Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan hambanya, dan pasti selalu ada hikmah yang dapat dipetik dari segala permasalahan yang sedang dihadapi.

Demikian solusi yang saya berikan, semoga bermanfaat. Keep trying.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Gangguan Kejiwaan Oedipus Complex

Mungkin kita sering mendengar istilah Oedipus Complex, tetapi belum mengetahui secara lebih pasti mengenai pegertiannya lebih dalam lagi. Di dalam pemberitaan yang banyak terdapat di televisi, kita sering mendengar kisah seorang pria yang menyukai wanita yang lebih tua dengan perbedaaan umur sangat jauh diatasnya, namun kita belum dapat memastikannya apakah perilaku tersebut masuk ke dalam kategori penderita Oedipus Complex atau tidak, maka di sini saya akan mencoba untuk mengangkat topik Oedipus Complex sebagai tema utama, agar semua pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam benak kita selama ini dapat menemukan jawabannya dan tidak ada lagi salah pengertian dari makna yang sebenarnya dalam istilah Oedipus Complex ini.

Definisi Oedipus Complex


Oedipus Complex adalah sebutan untuk seorang anak lelaki yang mempunyai hasrat seksual yang besar terhadap ibunya dan merasa cemburu terhadap ayahnya sendiri. Istilah Oedipus Complex diambil dari sebuah legenda di Yunani, legenda Oedipus, seorang anak yang jatuh cinta kepada ibunya, setelah ia membunuh ayahnya. Pertama kali istilah ini digunakan oleh Sigmund Freud, seorang psikiatris kawakan dari Austria pada akhir tahun 1800-an.




Oedipus Complex dalam aliran psikoanalisis Sigmund Freud merujuk pada suatu tahapan perkembangan psikoseksual di masa anak-anak saat anak dari jenis kelamin laki - laki menganggap ayah mereka sebagai musuh dan saingan dalam meraih cinta yang eksklusif dari ibunya.

Penderita Oedipus Complex pada saat masa kecilnya berusaha untuk menahan hasrat seksualnya terhadap sang ibu dan perasaan cemburu terhadap sang ayah. Akibatnya anak tersebut mempunyai perasaan bersalah yang berlebihan dan mengalami konflik emosional sampai ia dewasa.

Faktor Pemicu Timbulnya Gangguan Oedipus Complex

Oedipus kompleks terjadi karena faktor kejiwaan yang didapatkan sejak dari masa kecil, seperti contohnya terlalu dekat atau terlalu dilindungi oleh ibunya.

Ciri – ciri seorang lelaki penderita Sindrom Oedipus Complex :

Maksud dari Sindrom Oedipus Complex di sini adalah pengaruh lanjutan yang di timbulkan dari konflik emosional yang dialaminya pada masa kecil terhadap ibunya dan membawa pengaruh yang berkepanjangan dalam kehidupannya hingga dewasa.

Ciri – cirinya antara lain :

1. Selalu tertarik dengan wanita yang lebih tua dan seumuran ibunya.

2. Selalu bergantung pada orang lain ( termasuk dalam materi ).

3. Tidak bisa mengambil keputusan sendiri, senang dimanja, dan disayangi.

Sumber :

http://cyberman.cbn.net.id/cbprtl/common/stofriend.aspx?x=lifestyle&y=cyberman|0|0|4|998

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mengatasi Kecemasan Berbicara Di Depan Umum

Disadari atau tidak, kehidupan sehari – hari kita tidak lepas dengan berkomunikasi dengan orang banyak. Hal ini tidak terlepas dari hakikat amnuasia sebagai makhluk sosial. Dalam suatu kesempatan kita dapat berbicara dengan orang dalam keadaan informal, seperti obrolan ringan, bertukar informasi, mengeluarkan pendapat, bertanya sesuatu hal, dsb, namun di lain waktu kita diharuskan untuk berbicara di hadapan begitu banyak orang dalam suatu keadaan yang formal. Terkadang hal tersebut dapat membuat kita menjadi cemas atau gugup, hingga membuat jantung kita terasa berdegup begitu kencang, tangan berkeringat, dan membuat konsentrasi menjadi buyar hingga hal yang ingin dibicarakan terasa hilang dari pikiran.

Faktor yang menjadi penyebab kecemasan ketika berbicara di depan umum, antara lain :

• Harapan yang terlalu tinggi untuk menyukseskan suatu presentasi dengan berjalan sesuai dengan rencana dan membuat semua orang puas dan kagum dengan apa yang dibicarakan.

• Pengalaman buruk di masa lampau yang menjadi ketakutan tersendiri kejadian tersebut akan terulang kembali.

namun segala permasalahan kecemasan tersebut tentu dapat di atasi. Penelitian yang dilakukan oleh Hofmann ( 2009 ) kepada 201 mahasiswa yang melakukan presentasi di depan video kamera dan dibagi menjadi tiga kelompok besar dimana setiap kelompok diberikan perlakuan yang berbeda untuk mengatasi rasa cemas ketika akan melakukan presentasi dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :

1. Model peninjauan kembali ( reappraisal ) yaitu model yang fokus kepada masalah yang sedang dihadapi yaitu presentasi, contohnya ketika seseorang akan menghadapi presentasi, orang tersebut akan fokus kepada materi yang akan diberikan, bagaimana urutan presentasi, apa yang akan ia lakukan jika presentasi itu gagal dan sebagainya.

2. Model penerimaan ( acceptance ) yaitu model dimana seseorang menerima sumber kecemasan yang dialaminya, contohnya ketika seseorang meras cemas, ia mengetahuinya ‘Ok saya cemas dan saya memang tidak bisa presentasi kok, terus kenapa ? dan tidak melakukan penijauan terhadap sumber kecemasannya.


3. Model penekanan ( suppression ) yaitu model emosi dimana seseorang menekan kecemasan yang dialaminya, contohnya orang tersebut merasa ‘saya merasa tidak apa – apa kok’ walaupun ia merasa cemas ketika akan presentasi.

Melalui hasil penelitian, menunjukkan bahwa mahasiswa yang memakai model menekan kecemasan akan memiliki detak jantung dan tingkat stres yang lebih tinggi ketimbang mahasiswa yang memakai model meninjau-kembali dan menerima kecemasan mereka. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang meninjau kembali kecemasan dengan mahasiswa yang menerima kecemasan, namun pada kenyataannya model peninjauan kembali lebih efektif daripada model menerima kecemasan.

Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa model menekan kecemasan memiliki efek yang cenderung bisa menghalangi suatu tujuan karena biasanya ini akan mengarahkan seseorang pada pengalaman yang tidak diinginkan.

Beberapa contoh akibat dari menekan kecemasan yaitu :

1. Dalam ranah psikologi klinis, kecemasan yang ditekan bisa muncul dalam bentuk perilaku lain, seperti perilaku obsesif kompulsif mencuci tangan.

2. Orang yang cemas saat ujian menjadi gagal karena selama pengerjaan, ia tidak fokus pada ujian itu sendiri.

Sementara itu pada model peninjauan - ulang yang fokus kepada penyebab mengapa kecemasan bisa terjadi, cenderung berhasil untuk mengurangi emosi negatif. Ini dapat mengurangi respon stress dan meningkatkan adaptasi terhadap stimulus kecemasan tanpa efek yang merugikan.

Dalam model peninjauan - ulang kecemasan ini memiliki strategi agar seseorang fokus terhadap penyebab dari kecemasan itu sendiri ( antesenden ) yaitu melalui pendekatan yang realistis dalam menyikapi suatu sumber kecemasan dengan cara berusaha untuk mengatasinya dengan mencari jalan keluar yang paling baik.

Beberapa langkah dari model peninjauan – kembali yang dapat dilakukan ketika sedang melakukan presentasi, antara lain :

1. Kita dapat meninjau kembali apa yang menjadi sumber kecemasan kita saat akan presentasi dengan fokus terhadap masalah.

2. Pikirkanlah tentang apa yang saya pikirkan saat ini, apa yang penting untuk saya sekarang.

3. Apa pentingnya presentasi ini untuk saya.

4. Apa yang terjadi jika saya lebih tenang.

5. Apakah ada bukti bahwa saya tidak mampu menjalankan presentasi ini.

6. Situasi buruk apa yang mungkin akan terjadi, lalu apa yang akan saya lakukan, dsb.

Sumber:

Hofmann, Stefan G. Heering, Sanna. Sawyer, Alice T. Asnaani, Anu. 2009. How to handle anxiety: The effects of reappraisal, acceptance, and suppression strategies on anxious arousal. Boston University: U
http://ruangpsikologi.com/regulasi-emosi-untuk-mengurangi-kecemasan-berbicara-di-depan-umum

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Apa yang menyebabkan stress dan bagaimana cara mengatasinya ?

Sebagai manusia yang hidup di zaman modern ini, pastilah kita sering mengalami gangguan kesehatan mental seperti stress. Namun di dalam setiap permasalahan yang dialami oleh manusia, pasti terdapat jalan keluar didalamnya. Kita mungkin tidak dapat memungkiri bahwa dalam beberapa hal atau keadaan dapat menimbulkan stress bagi kita, namun apabila kita talah mengetahui beberapa kiat untuk mengurangi tekanan stress yang dirasa, pasti segala sesuatunya akan jauh lebih baik bagi kita dan perasaan tersebut akan teredam dengan sendirinya. Perilaku stress tidak jauh dari perasaan kita terhadap kecemasan dan kekhawatiran pada keadaan yang akan terjadi di masa mendatang seperti harapan, keinginan, dan resiko yang akan dihadapi, kemudian rasa marah dan kecewa apabila sesuatu yang diharapkan tidak menjadi suatu kenyataan.

Segala hal yang telah disebutkan di atas dapat kita cegah apabila kita telah mengetahui langkah – langkah yang tepat untuk mengatasinya serta menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari kita, hal tersebut tidak lain karena stress dapat dikurangi bahkan dihilangkan bergantung kepada cara kita dalam menanggapi suatu permasalahan yang ada. Kita mungkin tidak akan merasakan sesuatu hal yang akan memicu stress apabila kita telah mengetahui cara pencegahan yang tepat sehingga kita dapat melakukan persiapan - persiapan sebagai bekal kita ketika kelak menghadapi suatu permasalahan yang akan menjadikan hal tersebut sebagai suatu hal yang akan membebani kita.

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stress :

1. Berdoa dan beribadah, untuk menguatkan keyakinan kita akan keberadaan yang maha Kuasa, sehingga membuat seseorang tidak cepat berputus asa karena akan selalu ada yang menjaga, menolong, dan memberi kekuatan kepada kita ketika sedang berada dalam kesulitan.

2. Tidur jangan terlalu larut malam, hal ini dapat mengganggu dan mengurangi konsentrasi ketika kita akan beraktifitas keesokan harinya.

3. Bangunlah tepat waktu agar dapat memulai hari untuk kuliah, sekolah atau pun bekerja tanpa harus terburu - buru.

4. Jangan suka memaksakan diri sendiri untuk sesuatu yang tidak dikuasai dan berani berkata “tidak” untuk menerima pekerjaan yang bertabrakan dengan jadwal sendiri.

5. Percayakan pekerjaan – pekerjaan yang sekiranya tidak mampu untuk dikerjakan kepada orang lain yang lebih mampu. Jangan menerima pekerjaan apabila dirasa tidak mampu.

6. Sederhanakan hidup dengan tidak membuatnya semraut ( berantakan ) dan kacau.

7. Selalu bersyukur dengan apa yang telah didapat.

8. Sediakan waktu khusus untuk melakukan hal-hal lain yang menyenangkan, seperti mengerjakan hobi atau pergi ke tempat - tempat yang menyenangkan yang menjadi selingan dari segala rutinitas.

9. Distribusikan pekerjaan - pekerjaan berat dan sulit ke dalam waktu-waktu berbeda yang sesuai, jangan memaksakan diri untuk menyelesaikan sekaligus.

10. Jadwalkan kegiatan rutin di hari dan waktu yang tetap.

11. Jauhkan kekhawatiran-kekhawatiran ketika sedang memikirkan sesuatu hal dengan selalu berpikiran positif dan optimis.

12. Hiduplah sesuai dengan kemampuan keuangan yang tersedia. Jangan berhutang atau menggunakan kartu kredit secara berlebihan untuk pembelian kebutuhan tetap sehari - hari atau membeli sesuatu yang tidak berguna.

13. Persiapkan banyak cadangan-cadangan, seperti duplikat kunci kendaraan atau rumah serta simpan di tempat yang aman.

14. Usahakan menabung dan mempunyai asuransi untuk hal-hal yang bersifat darurat. Hal ini dilakukan untuk persiapan dalam menghadapi segala kejadian yang tidak diinginkan.

15. Jaga mulut dari perkataan – perkataan yang menyakitkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kita dari sejumlah permasalahan besar yang dapat terjadi.

16. Bermain game atau having fun dengan program-program lucu di internet juga dapat memberikan penyegaran baru.

17. Jangan lupakan untuk membuka dan membaca kitab suci.

18. Melakukan istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan tubuh dan jiwa kita.

19. Selalu makan makanan yang sehat dan bernutrisi.

20. Letakkan segala sesuatu pada tempatnya yang tetap. Hal ini menghindari kita dari sikap pelupa.

21. Mendengarkan lagu pada saat – saat tertentu dapat membantu memperbaiki kualitas hidup kita.

22. Tuliskan pemikiran - pemikiran dan inspirasi - inspirasi yang diperoleh sebagai bahan perencanaan untuk melakukan hal yang lebih baik di masa yang akan datang.

23. Sempatkanlah sedikit waktu pada setiap harinya untuk menyendiri dan merenung untuk mendapatkan pencerahan agar dapat melangkah ke masa depan dengan lebih baik lagi.

24. Ketika sedang dihadapkan dengan masalah yang berat, maka kembalikan segala sesuatunya kepada Tuhan dengan berdo’a dan beribadah dan cobalah untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang kecil sebelum waktu tidur tiba. Hal ini menghindari kita dari tumpukan persoalan yang nantinya akan menimbulkan kesulitan bagi kita.

25. Bersahabatlah dengan orang - orang yang dekat dengan Tuhan, karena kita akan termotivasi juga untuk dekat dengan- Nya.

26. Sering - sering membaca buku-buku keagamaan dan tingkatkan terus kualitas kerohanian dalam diri pribadi.

27. Ingatlah bahwa jalan pintas antara keputusasaan dan harapan seringkali dengan ucapan pendek “Terimakasih Tuhan.”

28. Banyak – banyaklah mengurangi ketegangan dengan melakukan hal- hal yang dapat merangsang timbulnya tawa.

29. Bekerja dengan serius, tanpa melupakan kepentingan pribadi.

30. Kembangkan sikap pemaaf karena banyak orang yang selalu berusaha untuk memaafkan walaupun seorang pendendam sekalipun, karena menanggung rasa marah dan dendam adalah hal yang sangat menyakitkan.

31. Ramahlah terhadap orang-orang yang tidak ramah. Karena Sebenarnya orang yang tidak ramah sekalipun menyukai orang - orang yang ramah.

32. Kendalikanlah ego dalam diri masing - masing.

33. Berbicaralah lebih sedikit ketika keadaan mengharuskan menjadi pendengar yang baik.

34. Jangan terburu-buru ( tergesa –tergesa ), lakukan sesuatu dengan terencana dan terurut, karena hal yang dilakukan dengan terburu – buru biasanya menghasilkan sesuatu yang tidak begitu maksimal.

35. Ingatkanlah kepada diri sendiri, bahwa kita bukan pengatur dari alam semesta ini.

36. Setiap malam sebelum tidur, pikirkanlah sesuatu yang selama ini jarang kita syukuri, kemudian segera ucapkanlah rasa syukur kepada-Nya akan hal tersebut, karena sang Pencipta selalu mempunyai jalan untuk mengembalikan segala sesuatu yang berada di sekitar kita.

Sumber : http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=11960

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bagaimana sih cara untuk mengendalikan amarah itu ?

Mendengar kata marah atau amarah, bukanlah suatu kata yang asing lagi bagi kita. Mungkin kita sering mengalaminya atau bahkan menjadi korban tindakan tersebut.

Ada banyak hal yang membuat kita mudah marah, mulai dari suatu hal yang kecil hingga hal – hal yang berskala besar. Hal yang normal apabila seseorang marah sesekali, bahkan menyalurkan marah dan bukan memendamnya merupakan perilaku yang sehat emosional dan sangat manusiawi, namun apabila kemarahan tersebut tidak dapat dikendalikan lagi, bahkan bersifat destruktif ( merugikan ), baik bagi diri sendiri maupun orang lain, hal itu bisa menjadi sumber masalah, seperti masalah di kantor, di rumah, dan di kampus yang akan mempengaruhi juga kualitas hidup kita, bahkan hal itu dapat membuat kita merasa, bahwa kita berada di bawah pengaruh emosi yang tidak dapat diduga sebelumnya dan bersifat sangat kuat mempengaruhi perilaku kita. Selain itu marah juga dapat disebabkan oleh perbuatan yang dirasa tidak menyenangkan, seperti perasaan dimana tidak pantas mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya dari orang lain, sebagai contoh dicemooh, dibohongi, dikhianati, dsb ataupun mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari orang lain, seperti pilih kasih, tidak menghargai usaha yang telah dilakukan, dan lain sebagainya.

Sebelum kita mengenal lebih lanjut kiat – kiat untuk mengendalikan amarah, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan marah itu. Menurut Charles Spielberger PhD, seorang psikolog spesialis dalam studi tentang kemarahan, kemarahan adalah keadaan emosional yang intensitasnya bervariasi dari iritasi ringan hingga kemarahan yang intens dan balas dendam.

Rasa marah bisa disebabkan baik oleh peristiwa eksternal maupun internal. Peristiwa eksternal ( pengaruh luar ) yang dapat memicu kemarahan antara lain situasi yang tidak menyenangkan, misalnya dibohongi oleh sahabat sendiri, seseorang yang suka mengingkari janji dan kondisi yang tidak diinginkan, seperti menunggu seseorang dalam waktu yang lama, serta perselisihan pendapat dengan orang lain, seperti perbedaan pendapat akan porsi pembagian tugas dalam kerja kelompok, dsb. Sementara peristiwa internal ( dari dalam diri ) yang dapat menimbulkan kemarahan yaitu adanya problem / masalah yang terdapat dalam diri sendiri, seperti masa lalu yang kurang baik serta pengalaman - pengalaman tidak menyenangkan lainnya yang terekam dalam ingatan yang dapat memicu kemarahan pada suatu saat tertentu, tanpa dipicu oleh peristiwa eksternal yang signifikan.

Di antara sekian banyak orang, terdapat orang tertentu yang dapat lebih pemarah dari orang lainnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi ? Menurut Jerry Deffenbacher PhD, seorang psikolog yang mengkhususkan diri dalam anger management menyebutkan bahwa ada orang - orang tertentu yang terlahir mudah marah dibandingkan dengan orang rata - rata lainnya. Hal ini terjadi karena pengaruh genetik ( keturunan ). Faktor lainnya yang dapat menjadi latar belakang pemicu timbulnya sifat pemarah adalah faktor sociokultural ( budaya ) yang didapat dalam proses belajar. Orang yang dibesarkan dalam lingkungan yang pemarah, belajar bahwa untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, atau menghindari apa yang tidak diinginkannya adalah dengan cara marah. Penelitian menunjukkan bahwa latar belakang keluarga memainkan peranan yang penting dalam menumbuhkan rasa marah seseorang. Umumnya, orang yang mudah marah berasal dari keluarga yang destruktif ( pelampiasan amarah dengan cara kasar seperti perkataan atau perbuatan kasar ), kacau, serta kurang terampil dalam mengomunikasikan emosinya.

Setiap individu di dalam kehidupan, mempunyai cara – cara yang berbeda pula untuk mengekspresikan emosi amarahnya, ada orang - orang yang tidak memperlihatkan marahnya secara terbuka dan ekspresif, namun cenderung menggerutu sendiri. Ada pula orang yang mudah marah tetapi tidak selalu melempar - lemparkan suatu barang atau mengucapkan sumpah serapahnya kepada orang lain, melainkan mengasingkan diri secara sosial atau menjadi sakit secara fisik.

Berikut ini beberapa kecenderungan umum yang sering dilakukan orang dalam mengatasi amarah tetapi diantaranya tidak begitu efektif dalam mengendalikan amarah itu sendiri, yaitu :

1. Mengekspresikan. Mengekspresikan rasa marah dengan cara yang asertif ( secara halus ), bukan agresif ( kasar ) adalah cara yang paling sehat dalam mengekspresikan rasa marah. Untuk dapat melakukan hal itu, kita harus belajar untuk mengenali apa yang membuat kita marah dan bagaimana dapat mengatasinya, tanpa menyakiti orang lain. Menjadi asertif bukan berarti memaksa atau menuntut orang lain berperilaku tertentu, namun berarti menghormati diri sendiri dan juga menghormati orang lain.

2. Menekan. Menekan rasa marah atau menyalurkannya pada hal-hal lain, seperti berolah raga, melakukan kegiatan yang menyenangkan hingga taraf tertentu dapat mengatasi masalah, namun memiliki bahaya, yaitu kemarahan itu sendiri tidak tersalurkan, sehingga dapat merusak diri sendiri dalam jangka yang panjang, dan dapat mengakibatkan kecenderungan patologis lain, seperti pasif agresif, sinis dan senang mengkritik orang lain, sehingga cenderung menimbulkan masalah dalam berhubungan dengan orang lain.

3. Menenangkannya. Menenangkan diri juga merupakan upaya untuk menekan kemarahan, namun bahkan bila hal itu dapat dicapai, hal itu tetap sulit untuk dipertahankan karena kemarahan itu sendiri tidak tersalurkan.

Pada prinsipnya, emosi marah tidak dapat ditekan, dikesampingkan atau diabaikan begitu saja. Semakin berusaha untuk ditekan, semakin hal itu akan mengendalikan perilaku kita dan semakin merusak hubungan kita dengan orang lain. Namun kita dapat belajar untuk mengendalikan reaksi terhadap hal-hal tersebut, karena faktor internal yang terdapat dalam diri kita pun ternyata memegang peranan penting dalam menentukan perilaku tersebut.

Beberapa Cara Mengendalikan Rasa Amarah :

1. Mengubah cara pikir.

Belajar mengendalikan reaksi berarti mengubah cara berpikir dan memandang hal - hal yang dapat membuat kita marah. Contoh, apabila berhadapan dengan lalu lintas yang menyebalkan, daripada berpikir bahwa hal tersebut merusak seluruh agenda kita hari itu, kita dapat menggantinya dengan pikiran bahwa hal itu memang keterlaluan, tetapi bukan berarti kiamat bagi kita karena semua orang juga mengalami hal serupa.

2. Berpikir secara proporsional dengan perspektif ( pandangan ) yang benar.

Ingatkan diri sendiri setiap kali dalam keadaan marah, bahwa kondisi yang ada atau orang - orang lain tidak selalu bermaksud ingin menyakiti kita. Hal itu akan membantu kita untuk berpikir secara proporsional dan dalam perspektif yang benar ( berpikir positif ). Ingat jika kecenderungan internal ( seperti mood, ingatan ) kita juga memainkan peranan dalam rasa amarah kita.

3. Segala sesuatu bersifat relatif.

Sikap menuntut, memaksa, dan merasa diperlakukan tidak adil sudah sepatutnya juga dipandang sebagai sesuatu yang tidak mutlak, karena keadilan, kepatutan bersifat sangat relatif, tergantung pada siapa dan dari sudut mana memandangnya. Hal itu perlu dilakukan, agar toleransi kita terhadap hal-hal tersebut bukan lagi menjadi suatu masalah.

4. Memahami hal-hal yang “tidak tertulis”.

Kadang kala kita perlu memahami hal - hal di balik yang terlihat. Seperti seseorang yang terlambat datang untuk menemui kita mungkin mempunyai urusan lain yang lebih penting harus diselesaikan terlebih dahulu.

5. Berdamai dengan diri sendiri.

Pada akhirnya kita harus memaafkan segala kesalahan dan kekurangan kita sendiri. Merupakan hal manusiawi, bila seseorang tidak dapat menahan rasa amarahnya. Bahkan memendam atau mengabaikannya merupakan suatu tindakan destruktif yang sebaiknya dihindari. Kita tidak bisa menghilangkan rasa marah dan juga bukan ide yang baik untuk menghilangkan rasa marah.

Hidup penuh dengan peristiwa -peristiwa yang membuat frustrasi, rasa sakit, dan hal-hal yang tidak bisa diramalkan. Kita tidak dapat mengubah peristiwa tersebut, tetapi kita dapat mengubah seberapa besar kejadian - kejadian tersebut dapat mempengaruhi kita.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, mohon maaf jika masih terdapat banyak kekurangan didalamnya, saran dan kritiknya sangat dibutuhkan. Terima kasih.

Sumber: Mengendalikan Marah oleh psikolog Dra Ira Petranto, MM.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS