Tugas Soal Kesehatan Mental

1.Jelasakan pendapat Allport dalam membahas manusia !

2.Jelasakan perkembangan Propium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat !


3.Sebutkan dan jelaskan ciri - ciri kepribadian matang menurut Allport !

4.Jelaskan perkembangan kepribadian Self menurut Rogers !

5.Peranan positif Regards dalam kepribadian individu !

6.Sebutkan dan jelaskan ciri – ciri orang yang sepenuhnya !

Jawaban :

1. Allport mengajukan prinsip pengatur tingkat energi yaitu energi mengajar secaran aktif tujuan dan harapan sehingga kehidupan individu disini dibimbing oleh suatu perasaan pada maksud / tujuan dedikasi dan komitmen.

2. Perkembangan Propium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat ialah :


a) Diri jasmani

b) Identitas diri

c) Harga diri

d) Perluasan diri

e) Gambaran diri

f) Diri sebagai perilaku rasional

g) Perjuangan diri

3. Ciri – ciri kepribadian matang menurut Allport :

a) Berfungsi pada tingkat rasional dan sadar dengan menyadari kekuatan – kekuatan yang membimbing dan dapat mengontrolnya.

b) Tidak dikontrol oleh trauma – trauma dan konflik masa kanak – kanak, bebas dari paksaan – paksaan masa lampau, dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang, intensi atau perhatiannya kepada masa depan, adanya antisipasi – antisipasi ke masa depan pada peristiwa kontemporer dan yang akan datang, serta tidak mundur ke masa kanak – kanak.


c) Orang neurotik / cemas, beroperasi pada tahap berada dan lebih tinggi.

4. Perkembangan kepribadian Self menurut Rogers ialah apa yang individu rasakan di dalam dirinya yang terbagi menjadi 2 yaitu :

 Ideal Self ialah diri yang diharapkan oleh individu ( hope ).

 Reality Self ialah kenyataan yang ada pada diri / keadaan apa adanya pada diri seseorang.

Kesulitan akan timbul bila terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan Ideal Selfnya ( Kesenjangan antara harapan dan realita ). Jadi individu yang sehat adalah individu yang jarak antara Reality Self dan Ideal Selfnya tidak terlalu jauh.

5. Peranan positif Regards dalam kepribadian individu :

 Untuk terbentuknya identitas dan gambaran diri, peranan ibu sangatlah penting karena dengan keamanan dan kasih sayang yang cukup maka pertumbuhan psikologis yang positif akan terjadi sepanjang tingkat kemunculan dirinya.

 Frame of reference dan dorongan untuk pertumbuhan yang akan datang dibentuk pada masa adolescence, dalam hal ini adalah perjuangan Propium / diri.


6. Ciri – ciri orang yang sepenuhnya :

1) Memiliki sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri.

2) Adanya pertumbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik.


3) Integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan tahan terhadap tekanan – tekanan yang terjadi.

4) Otonomi diri yang mencakup unsur – unsur pengatur kalakuan diri dalam / kelakuan – kelakuan bebas.

5) Memiliki persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan serta memiliki empati dan kepekaan sosial.

6) Memiliki kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengan baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dampak Psikologis Facebook Terhadap Kesehatan Mental Seorang Remaja

Seperti yang telah diketahui bersama, situs jejaring sosial pada zaman dewasa ini sudah sangat men jamur di semua kalangan masyarakt. Mulai dari anak kecil, remaja hingga dewasa menggunakan fasilitas ini untuk berhubungan dengan teman ataupun mengenal teman baru yang terkadang sulit untuk bertemu secara langsung. Namun penggunaan situs jejaring sosial layaknya Facebook,MySpace ataupun Twitter, dapat memberikan dampak yang buruk juga terhadap perkembangan mental seorang manusia.

Disini saya akan megangkat tema mengenai Dampak Psikologis Facebook Terhadap Kesehatan Mental Seorang Manusia, dimana subjek dalam observasi kali ini ialah seorang wanita paruh baya yang gemar menggunakan fasilitas modern ini. Pada awalnya Maya ( samaran ) menggunakan jaringan sosial ini untuk memanfaatkan fasilitas permainan ( game ) yang tersedia dalam situs jejaring Facebook, namun seiring perjalanan waktu, Maya mengetahui segala bentuk fasilitas lainnya dalam Facebook yang dapat menghubungkannya dengan teman – teman lamanya ataupun teman baru, seperti contohnya mengup-date status didalam Facebooknya. Dan mulai sejak itulah Maya mulai kecanduan / ketagihan dengan jaringan situs sosial tersebut. Tiada hari tanpa mengup-date status ataupun mengirimkan pesan dinding atau pesan pribadi ke sesama pengguna Facebook yang juga merupakan temannya.

Setelah membaca pemaparan mengenai hasil pengamatan diatas, sayapun dapat memberikan penjelasan mengenai dampak – dampak apa sajakah yang akan muncul seiring dengan penggunaan Fasilitas jejaring soail Facebook terhadap kesehatan mental seorang manusia khususnya wanita, yang kali ini menjadi subjek dari penilitian saya, diantaranya :

 Kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.

 Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.


 Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer.

 Media elektronik, seperti Komputer, laptop, atau handphone ( ponsel ) juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap harinya

 Perilaku berkurangnya aktifitas berinreraksi langsung secara face to face terhadap orang lain juga dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, struk, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan).

Sekian Pemaparan yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan yang baru bagi kita. Amin.

*Tugas Kesehatan Mental

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kritik Dari Aliran Humanistik Terhadap Aliran Psikoanlisa Serta Aliran Behavioristik Mengenai Kepribadian Sehat

a) Baik dalam aliran Psikoanalisa maupun aliran Behavioristik, keduanya mengabaikan potensi yang berada dalam diri manusia.

b) Dalam aliran Psikoanalisa menganggap manusia sebagai makhluk yang sakit / pincang karena berasal dari konflik masa kanak – kanak dan tekanan – tekanan biologis.

c) Dalam aliran Psikoanalisa dan aliran Behavioristik memandang pesimistik terhadap kodrat dari dalam diri manusia.

d) Dalam aliran Behavioristik menganggap manusia sebagai mesin / robot yang diatur atau dikendalikan oleh hukum yang ada.

Sumber :

-Rianti,B.P. Dwi, Hendro Prabowo, Ira Pusritawati,1996, Psikologi Umum, Seri Diktat Kuliah.

-Catatan Psikologi Umum 1, Semester 1, Jurusan Psikologi, 2009.

* Tugas Kesehatan Mental

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Perbedaan Diantara Aliran Psikoanalisa, Behavioristik, Dan Humanistik Dilihat Dari Sudut Pandang Kepribadian Sehat

 Aliran Psikoanalisa

Aliran ini diprakarsai oleh Sigmund Freud. Dalam aliran ini menyatakan bahwa kebanyakan dari apa yang manusia lakukan dan pikirkan adalah hasil dari keinginan dan dorongan yang mencari permunculan dalam dalam perilaku dan pikiran.

 Aliran Behavioristik

Aliran ini diprakarsai oleh John B. Watson. Dalam teori ini menyatakan bahwa subjek psikologi dibatasi pada studi mengenai perilaku dan kegiatan – kegiatan manusia dan binatang yang dapat di observasi dan menolak bahwa pikiran sebagai subjek psikologi.

 Aliran Humanistik

Aliran ini diprakarsai oleh Abraham Maslow, Rogers, dan Jung. Dalam aliran ini menyatakan bahwa ilmuwan perilaku harus belajar memehami manusia sebagai individu, tetapi tetap sebagai makhluk umum dan universal.

Perbedaan Diantara Aliran Psikoanalisa, Behavioristik, Dan Humanistik Dilihat Dari Kepribadian Sehat :

1. Aliran Psikoanalisa berdasarkan pada pikiran sebagai subjek psikologi, sementara Behavioristik berdasarkan atas perilaku, dan Humanistik berdasarkan pada kemampuan yang terdapat dalam diri setiap individu.

2. Aliran Psikoanalisa dan Behaviorisme memandang pesimistis terhadap kodrat manusia yaitu manusia dianggap sakit / pincang menurut aliran Psikoanalisa dan manusia dianggap tidak memiliki sikap jati diri menurut aliran Behavioristik, sementara aliran Humanistik memandang optimistik terhadap kodrat manusia yang menganggap bahwa setiap manusia memiliki kemampuan untuk berbuat lebih baik dan berkembang melampaui kekuatan – kekuatan negatif yang potensial menghambat.

3. Dalam aliran Psikoanalisa dan Behavioristik, keduanya mengabaikan segala potensi yang berada didalam diri individu, semntara aliran Humanistik menganggap bahwa potensi dalam diri manusia merupakan sumber utama untuk mewujudkan diri menjadi lebih baik lagi.

4. Aliran Psikoanalisa berpendapat bahwa manusia berasal dari konflik masa kanak – kanak dan tekanan – tekanan biologis, sedangkan aliran Behavioristik berpendapat bahwa manusia berasal dari suatu sitem kompleks yang bertingkah laku menurut cara sesuai hokum yang ada, sementara menurut aliran Humanistik mengatakan bahwa manusia berasal dari keinginannya untuk menjadi lebih baik melalui kemampuan / potensi yang dimilikinya.

Sumber :

-Rianti,B.P. Dwi, Hendro Prabowo, Ira Pusritawati,1996, Psikologi Umum, Seri Diktat Kuliah.

-Catatan Psikologi Umum 1, Semester 1, Jurusan Psikologi, 2009.
* Tugas Kesehatan Mental

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Gangguan Penolakan Makan Pada Anoreksia Nervosa

Mempunyai bentuk tubuh ideal dan menarik, sudah pasti menjadi impian setiap wanita muda. Namun akan beda jadinya apabila dilakukan secara berlebihan. Akibat yang akan muncul ialah gannguan perilaku berupa penolakan makan secara berlebihan yang lazim disebut sebagai gangguan Anoreksia Nervosa ( Anorexia Nervosa ).

` Ditilik dari definisi kata, Anoreksia ( Anorexia ) Nervosa adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan menghilangkan nafsu makan secara sukarela dan melakukan olahraga secara berlebihan untuk mengendalikan berat badan. Anoreksia Nervosa ditandai dengan gejala-gejala :

• Perubahan gambaran tubuh.

• Ketakutan yang kuar biasa akan kegemukan.

• Penolakan untuk mempertahankan berat badan yang normal.

• Hilangnnya siklus menstruasi ( pada wanita ).

• Selalu ketakutan berat badannya naik walaupun sebenarnya sudah kurus.

Anoreksia Nervosa biasanya diderita pada seseorang pada usia remaja dan umumnya diderita oleh wanita. Anoreksia Nervosa juga mempunyai gejala- gejala yang khas seperti dibawah ini :

1. Denyut jantung lambat.

2. Tekanan darah lambat.

3. Suhu tubuh rendah.

4. Pembekakan jaringan karena penimbunan cairan (ederma ).

5. Rambut yang tipis dan lembut atau rambut tubuh dan wajah yang berlebihan.

6. Mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.

Penyebab timbulnya gangguan Anoreksi Nervosa yaitu :

 Faktor Biologis

Kelaparan menyebabkan banyak menyebabkan perubahan Biokimia, beberapa diantaranya juga ditemukan pada depresi.
 Faktor Sosial.


Penderita menemukan dukungan untuk tindakan m ereka dalam masyarakat yang menekankan kekurusan dan latihan.

 Faktor Psikologis.

Anoresia Nervosa sebagai suatu reaksi dari tuntutan remaja untuk kebebasa yang lebih dan peningkatan fungsi social dan seksual yang mereka.

Penderita Anoreksia Nervosa dapat di obati / disembuhkan melalui dengan penanganan sebagai berikut :

 Perawatan di rumah sakit.

 Melakukan Psikoterapi.

 Terapi biologis.

Jika kita menemukan teman atau saudara kita yang penderita penyakit tersebut. Segera ajak mereka ke dokter yang dipercaya Karena semakin cepat dapat bantuan, semakin besar juga kesempatan untuk kesembuhan total.

Daftar Referensi :

- http://medicastore.com
- http://www.geocities.com
- http:/www.wikipedia.com
- http:/www.mail-archive.com

*Artikel Kesehatan Mental

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mengetahui Perbedaan Diantara Teori Psikoanalisa Sigmund Freud Dan Teori Psikoanalisa Erik Erikson

Seperti yang telah diketahui bersama, Teori Psikoseksual yang dipelopori oleh Sigmund Freud serta Teori Psikososial yang dipelopori oleh Erik H. Erikson, bersumber dari satu aliran Psikologi yakni aliran Psikoanalisa ( Psikoanalitis ) yang dikenalkan oleh Sigmund Freud. Setelah itu Sigmund Freud kembali mengembangkan Teori tersebut menjadi sebuah teori yang dapat digunakan sebagai prinsip-prinsip dasar yang dapat menjelaskan proses dalam perkembangan manusia, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Teori Psikoseksual.

Menurut perspektif ( pandangan ) Psikoananalisa / Psikoanalitis, mengatakan bahwa perkembangan dibentuk oleh kekuatan bawah sadar yang memotivasi perilaku manusia. Setelah itu berkembanglah Teori Psikososial dari Erik H. Erikson yang memuat pemahaman lebih terperinci mengenai tahapan-tahapan perkembangan manusia, yang berdasarkan pada pegaruh sosial dan budaya pada lingkungan individu, yang sebelumnya sempat terabaikan oleh Teori Psikoseksual Sigmund Freud. Walau demikian Teori Psikososial Erikson pun masih menggunakan konsep-konsep naluri Freud yaitu bentangan kepada 2 titik ekstrim, positif dan negatif sebagai acuan dalam pembahasan yang terdapat didalam teorinya.

Sebelum kita beranjak kepada pembahasan perbedaan diantara Teori Psikoseksual Sigmund Freud dan Teori Psikososial Erik Erikson, maka kita perlu mengetahui lebih dulu apa sajakah isi yang terkandung dalam Teori Psikoseksual dan Teori Psikososial tersebut.

I. Tahapan Psikoseksual ( Sigmund Freud )

a. Fase Oral ( 0 – 1 Tahun)
Sumber kenikmatan utama bayi melibatkan aktifitas berorientasi mulut, seperti menelan (makan, minum ) dan menghisap ( menyusu, memasukkan jari-jari tanagn ke mulut ).

b. Fase Anal ( 1 – 3 Tahun )
Anak mendapatkan kepusan seksual dengan menahan atau melepaskan feces. Zona kepuasnnya adalh daerah anal dan toilet training merupakan aktivitas penting.

c. Fase Falik ( 3 – 6 Tahun )
Anak menjadi lengket dengan ornag tua dari jenis kelamin berlainan dan kemudian mengidentifikasinya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Superego berkembang. Zona kepuasannya bergeser ke daerah genital.

d. Periode Laten ( 6 – 12 Tahun )
Masa yang relative tenang diantara tahapan-tahapan yang lebih bergelora.

e. Fase Genital ( 12 Tahun ke atas )
Kemunculan kembali dorongan seksual tahap falik, disalurkan kepada kematangan seksualitas masa dewasa.

II. Tahapan Psikososial ( Erik Erikson )

a. Kepercayaan dasar VS Ketidakpercayaan (lahir hingga 12 – 18 Bulan )
Bayi mengembangkan perasaan bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan aman. Hikmah : Harapan.

b. Autonomi (Kemandirian ) VS Rasa malu dan ragu (12 – 18 Bulan hingga 3 Tahun )
Anak mengembangkan keseimbangan independen dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan keraguan. Hikmah : Kehendak.

c. Inisiatif VS Rasa bersalah ( 3 hingga 6 Tahun )
Anak mengembangkan inisiatif ketika mencoba aktifitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah. Hikmah : Tujuan.

d. Industri VS Inferioritas (6 – 12 Tahun )
Anak harus belajar keterampilan budaya atau menghadapi perasaan tidak kompeten. Hikmah : Keterampilan.

e. Identitas VS Kekacauan Identitas ( Mulai 12 Tahun )
Remaja harus menentukan pemnahaman akan diri sendiri ( “Siapakah saya ini ?” ) atau merasakan kekacauan peran. Hikmah : Loyalitas / Dapat dipercaya.

f. Intimasi VS Isolasi (18 – 40 Tahun )
Individu mencoba membuat komitmet dengan orang lain; apabila tidak sukses, maka dia akan menderita isolasi dan pemisahan diri. Hikmah : Cinta.

g. Produktivitas VS Stagnasi ( 40 – 60 Tahun )
Perhatian orang dewasa yang sudah matang adalah membangun dan membimbing generasi selanjutnya atau merasa tidak percaya diri. Hikmah : Rasa peduli.

h. Integritas Ego VS Putus asa ( 60 Tahun ke atas )
Individu yang lebih tua mendapatkan penerimaan terhadap hidup, membuatnya dapat menerima kematian, atau sebaliknya putus asa atas ketidakmampuannya menghidupkan kembali hidupnya. Hikmah : Kebijaksanaan.

Berikut ini saya akan mengemukakan perbedaan – perbedaan yang terdapat di antara Teori Psikoseksual Sigmund Freud dengan Teori Psikososial Erikson, Yaitu :

 Teori Psikoseksual menggunakan landasam pemikiran yaitu perkembangan individu dari energi psikis, berupa libido yang bersifat seksual, sedangkan landasan pemikiran Teori Psikososial menggunakan pengaruh – pengaruh yang ditimbulkan oleh masyarakat serta kebudayaan ( kultur ) terhadap perkembangan kepribadian.

 Teori Psikoseksual menyatakan bahwa pengalaman di awal masa kanak – kanak membentuk kepribadian secara permanen ( sementara waktu ), sedangkan Teori Psikososial menyatakan bahwa perkembangan ego bersifat seumur hidup.

 Teori Psikoseksual menggunakan fase – fase kenikmatan seksual sebagai penentu tahapan perkembangannya, sementara Teori Psikososial menggunakan Fase saling kontra ( berlawanan ) untuk menggambarkan setiap tahap dalam perkembangannya.

 Teori Psikososial dari Erikson lebih meyakinkan dalam hal penekanannya terhadap nilai penting pengaruh sosial dan kebudayaan juga menyangkut perkembangan setelah masa remaja, dibandingkan dengan Teori Psikoseksual dari Freud.

 Teori Psikoseksual menyatakan bahwa penyebab dari perubahan yang terjadi pada setiap fasenya, dipengaruhi oleh faktior bawaan yang dimodifikasi oleh pengamatan, sedangkan Teori Psikososial menyatakan bahwa penyebab dari perubahan yang terjadi pada setiap fasenya adalah dipengaruhi oleh interaksi antara faktor bawaan dan pengalaman.

 Pada Teori Psikoseksual, keagresifan individu dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan Teori Psikososial yang cenderung bersifat lebih aktif, didalam pelaksanaannya.

 Teori Psikoseksual membagi tahapannya ke dalam 5 Fase, sedangkan Teori Psikososial membaginya kedalam 8 Fase tahap perkembangan manusia yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Teori Psikoseksual.

Demikian penjelasan mengenai perbedaan diantara Teori Psikoseksual dan Teori Psisosial yang bias saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf.Sekian dan terima kasih.

Daftar Referensi :

- Papalia,Diane E. ,Sally Wendkos Old, Ruth Duskin Feldman, 2008,Human Development, Jakarta : Penerbit Kencana.

- Rianti,B.P. Dwi, Hendro Prabowo, Ira Pusritawati,1996, Psikologi Umum, Seri Diktat Kuliah.

*Tugas Kesehatan mental

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS